BERITA CIANJUR (8/10) Dampak dari terbakarnya pasar di Cipanas beberapa waktu lalu, ternyata berpengaruh cukup besar terhadap pencapaian target pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor retribusi pasar. Pasalnya, terbakarnya lebih dari seribu kios di Pasar Cipanas tersebut, membuat Pemkab Cianjur mengalami kehilangan sumber PAD mencapai Rp 100 juta.
Dengan kondisi tersebut, target perolehan PAD dari retribusi pasar tahun 2007 dipastikan tidak akan tercapai. Mengenai hilangnya sumber PAD tersebut, dibenarkan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kab. Cianjur Oting Zaenal Mutaqin, Minggu (7/10).
Dia mengatakan, sebelumnya dari retribusi pasar pihaknya menargetkan tahun 2007 bisa mencapai Rp 390 juta. Namun, akibat kejadian terbakarnya Pasar Cipanas sangat berpengaruh terhadap pencapaian retribusi pasar tahun ini. Pasalnya, retribusi pasar yang diperoleh dari Pasar Cipanas terbilang cukup besar.
"Kalau dihitung sejak pasar itu terbakar hingga akhir tahun ini, kehilangan PAD dari retribusi pasar mencapai Rp 100 juta," ujarnya. Diakui Oting akibat hilangnya sumber PAD tersebut, dipastikan target retribusi pasar yang telah ditetapkan sebelum tidak akan tercapai. Alasannya sejak kejadian kebakaran di Pasar Cipanas yang menghanguskan lebih dari 1.000 kios di tiga blok pasar, masing-masing Pasar Induk, Inpres dan Kebun Jeruk, praktis pihaknya tidak bisa mendapat pemasukan retribusi dari pasar tersebut.
Terkait dengan kondisi tersebut, dikatakan Oting, pihaknya telah mengajukan pengurangan target PAD dari retribusi pasar dalam perubahan APBD tahun ini. Alasannya dengan sisa waktu yang ada dan hilangnya sumber retribusi cukup besar, tidak mungkin bisa memperoleh PAD sesuai dengan target sebelumnya. "Soalnya waktu hingga akhir tahun ini tinggal beberapa bulan lagi. Kami juga tidak bisa memungut retribusi dari pedagang di Pasar Cipanas," katanya.
Dijelaskan Oting, saat ini pedagang sudah banyak yang mulai berjualan lagi menggunakan kios-kios darurat. Namun pihaknya tetap sementara waktu belum bisa memungut retribusi di sana.
Sumber : (A-116) Pikiran Rakyat
0 komentar
Posting Komentar