KUNJUNGI WEBSITE RESMI CIANJUR NEWS (CN) DI WWW.CIANJURNEWS.COMIIKUTI DIKLAT BLOG UNTUK GURU YANG DILAKSANAKAN OLEH WSI KERJASAMA TELKOM DAN CBC, BERTEMPAT DI PT. TELKOM CIANJUR MULAI TANGGAL 6 APRIL S.D 28 MEI 2008 ,PENDAFTARAN GRATIS, DAFTAR KE : SMK ISLAMIYAH SAYANG JL. PROF. MOH YAMIN NO. 110 SAYANG CIANJUR KONTAK PERSON : 08156309231

Jalur Puncak- Cipanas Lancar

Diposting oleh Asep Moh. Muhsin | 06.42 | | 0 komentar »

CianjurNEWS(31/12) Kepadatan arus kendaraan sejumlah pengunjung yang akan menghabiskan malam pergantian tahun di kawasan Cipanas-Puncak kemarin mulai tampak.

Meski demikian, kepadatan kendaraan tersebut tidak mengakibatkan kemacetan yang cukup berarti. Namun, di beberapa jalur terjadi antrean kendaraan,meski dengan frekuensi rendah. Berdasarkan pantauan SINDO di beberapa titik dari Pacet hingga Pos Pam Seger Alam (Perbatasan Kab Cianjur-Kab Bogor), kemarin sekitar pukul 10.00 WIB, kepadatan kendaraan terutama roda empat terlihat meningkat, tapi tidak sampai menimbulkan kemacetan.

Antrean kendaraan tampak di beberapa titik, seperti di depan Ruko Tunas Kembang, jalur menuju Kebun Raya Cibodas,Taman Bunga Nusantara (TBN), dan Taman Rekreasi Kota Bunga (TRKB). Beberapa personel Polres Cianjur yang diterjunkan dalam pengamanan Operasi Lilin Lodaya 2007,tampak berjaga di sejumlah titik-titik tersebut. Bahkan, di sepanjang jalur dari Ruko Tunas Kembang hingga Pos Pam di Simpang Raya Cipanas, aparat kepolisian telah membagi jalur menjadi tiga bagian.

Kapolres Cianjur AKBP Yaya Ahmudiarto,melalui Kabag Ops Polres Cianjur Kompol Rusman, mengakui, hingga kini kepadatan kendaraan mulai terlihat di beberapa titik.Meski demikian, kata Rusman, jalur menuju ke Cianjur dalam keadaan lancar. ”Yang macet itu adalah jalur dari Puncak menuju Bogor dan sebaliknya. Kalau menuju ke Cianjur, frekuensi kendaraan memang ada peningkatan, tapi tidak menimbulkan kemacetan,” kata Rusman.

Sementara untuk antisipasi pengamanan pada malam puncak perayaan pergantian Tahun Baru 2008, Polres Subang menurunkan 730 personel kepolisian di sejumlah titik vital yang menjadi pusat perayaan berlangsung. Kapolres Subang AKBP Sugiyono memaparkan, sejumlah tempat yang menjadi prioritas pengamanan pada perayaan pergantian tahun di antaranya wisata, mal, jalan protokol, alun-alun, dan fasilitas negara.

Stok Gabah Sangat Minim

Diposting oleh Asep Moh. Muhsin | 06.39 | | 0 komentar »

CianjurNEWS(31/12) Aktivitas pengolahan gabah menjadi beras di sejumlah penggilingan padi beberapa daerah Kab. Cianjur, akhir-akhir ini sering terhenti. Pasalnya, stok gabah yang mereka miliki sangat minim, ditambah lagi kendala sulitnya mengeringkan gabah akibat tingginya curah hujan.

Kondisi tersebut membuat stok beras di tingkat penggilingan padi semakin menipis. Sehingga berdampak pada naiknya harga jual beras, semula Rp 4.300,00/kg kini Rp 4.800,00/kg.

Salah seorang pemilik penggilingan beras H. Daday warga Kampung Lembur Kaler Desa Kademangan Kec. Mande Kab. Cianjur, Minggu (30/12) mengatakan, proses pengolahan gabah menjadi beras akhir-akhir ini sering terhenti. Penyebabnya hampir setiap hari turun hujan sehingga sulit mengeringkan gabah.

"Mengeringkan gabah sekarang lama. Soalnya hujan terus. Biasanya gabah dua hari sudah kering dan besoknya siap giling. Sekarang seminggu, gabah masih belum kering dan belum siap giling," ujarnya.

Dikatakan Daday, selain hujan, pihaknya juga mengalami kendala mendapatkan gabah. Pasalnya, luas areal panen padi di Kab. Cianjur maupun daerah lain memasuki akhir tahun ini masih terbatas. Akibatnya stok gabah maupun beras di tempatnya menjadi sangat minim.

Dijelaskan Daday, sulitnya mendapatkan gabah, dibarengi pula dengan naiknya harga. Apabila sebelumnya harga basah pasarannya Rp 2.100,00/kg, kini naik menjadi Rp 2.300,00/kg. Demikian pula dengan harga gabah kering, kenaikannya jauh lebih mahal lagi semula Rp 2.500,00/kg menjadi Rp 3.000,00/kg. Sedangkan harga beras yang asalnya Rp 4.300,00/kg kini menjadi Rp 4.800,00/kg.

"Barangnya susah, jadi harganya juga naik. Gabah kering lebih mahal soalnya sekarang musim hujan, proses mengeringkan gabah memakan waktu lama," katanya.

Lebih lama

Pendapat yang sama diungkapkan H. Salwa pemilik penggilingan di Kampung Lembur Sawah Desa Kademangan Kec. Mande Kab. Cianjur. Dia mengatakan, dalam sepekan terakhir proses mengolah gabah menjadi beras bisa dihitung, cuma beberapa kali. Penyebabnya mengeringkan gabah saat ini susah dan waktunya lebih lama.

"Sekarang kami harus kerja ekstra. Soalnya harus sering buka tutup terpal, supaya gabah tidak kena hujan. Malahan seharian gabah terpaksa ditutup terpal terus karena hujan tidak berhenti," ujarnya.

Akibat minimnya gabah kering, membuat proses pengolahan beras sering terhenti. Soalnya stok gabah yang ada belum kering sehingga belum bisa diolah.

Sumber : Yusuf Aji

CianjurNEWS (29/12) Karang Taruna sebagai organisasi kepemudaan di Indonesia, akhir-akhir ini eksistensinya semakin tidak tampak. Secara perlahan organisasi ini mulai ditinggalkan para pemuda baik di kawasan perkotaan maupun pedesaan.

Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan mengatakan itu dalam Pembukaan Bulan Bhakti Karang Taruna Tingkat Provinsi Jawa Barat 2007 (BBKT Jabar 2007), Jumat (28/12) di Bumi Perkemahan Desa Patenggang Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung. "Apabila kondisi ini tidak kita antisipasi secara serius, bukan hal yang mustahil suatu saat Karang Taruna tidak lagi memiliki daya tarik di kalangan generasi muda bangsa," katanya.

Oleh karena itu, menurut Danny, jajaran fungsionaris Karang Taruna Jabar beserta segenap elemen pendukungnya harus berupaya meningkatkan peran strategisnya di masyarakat, yaitu berpartisipasi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam lingkup desa dan kelurahan.

Sementara itu,diacara yang sama Gubernur juga menyematkan Lencana Aditya Karya Mahatva Yodha kepada para Pembina Umum Karang Taruna di jawa Barat, di Cianjur yang menerima Lencana Aditya Karya Mahatva Yodha sebanyak 2 orang yakni Kepala Desa Sindangasih (Bapak Acep Sobarna) dan Camat Karangtengah ( Bpk Drs. Didin Rosidin,M.Si).

Sumber : Asep Muhsin

Waspada Longsor di Bagian Selatan

Diposting oleh Asep Moh. Muhsin | 06.01 | | 0 komentar »

CianjurNEWS(29/12)PEMKAB Cianjur terus melakukan pemantauan intensif terhadap sejumlah wilayah yang dinilai rentan pergerakan tanah. Hal ini dilakukan menyusul tingginya curah hujan saat ini.

Bupati Cianjur Tjetjep Muchtar Soleh mengatakan,pemantauan secara terus menerus dilakukan karena PVMBG menyebutkan bahwa Kab Cianjur termasuk wilayah yang paling rentan pergerakan tanah.

”Pemkab Cianjur telah menyiagakan seluruh aparat terkait dan komponen masyarakat pada tingkat kewaspadaan tinggi,”kata Tjetjep. Dia mengungkapkan, seluruh petugas unit operasional penanganan bencana di tingkat kecamatan ditekankan untuk terus berkoordinasi dengan unsur TNI dan Polri, serta potensi masyarakat/ LSM, organisasi sosial, dan organisasi kemasyarakatan.

Selain itu,pemkab Cianjur juga menyiapkan berbagai fasilitas seperti alat-alat berat. Meski belum digunakan,namun Dinas PU Bina Marga telah menyatakan kesiapannya mengantisipasi kondisi terburuk. Sementara itu, Sekretaris Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Kab Cianjur Esih Sukaesih Karo mengemukakan,ada sekitar 120 desa di 15 kecamatan yang saat ini diwaspadai rentan bencana alam.

Kerentanan tersebut meliputi pergerakan tanah, banjir, dan longsor. Per September 2007, tercatat 53 kejadian bencana tanah longsor, 13 kejadian angin ribut, 8 kejadian banjir, dan 50 kasus kebakaran.

”Bencana tanah longsor mayoritas terjadi di wilayah Cianjur bagian selatan karena memang kontur tanah di wilayah itu terbilang labil,”terangnya. Sementara itu, dalam rekapitulasi laporan tahunan bencana alam pada triwulan III (Juli hingga September 2007), pihaknya mencatat 1 kali peristiwa tanah longsor yang terjadi di Kampung Pataruman, Desa Karangluwuk, Kecamatan Sukaresmi, dan 2 kali peristiwa kebakaran akibat alam di Kampung Ciater, Desa Sukajaya, Kec Tanggeung dan Kampung Cijangkar, Desa Karangwangi, Kecamatan Cidaun.

Dalam peristiwa kebakaran di Kecamatan Tanggeung, sambungnya, satu warga meninggal dunia dan satu lainnya luka berat. ”Sementara dalam peristiwa tanah longsor di Kecamatan Sukaresmi, satu orang meninggal dunia. Peristiwa tanah longsor terjadi pada bulan Agustus 2007 lalu,” ujarnya.

Secara kumulatif, menurut Esih, pada triwulan III, jumlah kerugian meteril mencapai Rp1,7 miliar, dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 3 orang dan luka berat sebanyak 4 orang. ”Kami terus lakukan koordinasi dengan Dinas Sosial, Bagian Kesejahteraan Rakyat, dan instansi- instansi lainnya dalam membantu meringankan beban penderitaan para korban,” imbuh Esih.

Sumber : Benny Bastiandy

CianjurNEWS(29/12) PEMBANGUNAN Pasar Cipanas akan segera dilakukan pada tahun 2008. Sayangnya, untuk membangun kembali pasar yang terbakar hebat tersebut, banyak aturan yang harus dipatuhi. Salah satunya, aturan protokoler yang melarang adanya bangunan 3 lantai dalam radius minimal 500 meter dari istana kepresidenan. Padahal, hanya beberapa puluh meter dari lokasi pasar itu terdapat Istana Cipanas.

Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cianjur, Oting Zaenal Muttaqien, berdasarkan aturan baku tersebut, seharusnya Pasar Cipanas tidak boleh dibangun melebihi dua lantai. Sementara itu, untuk menampung hampir 1.600 diperlukan bangunan yang berlantai lebih dari dua. "Aturannya memang tidak boleh lebih dari 3 lantai," ujar Oting.

Untuk mengantisipasi masalah tersebut, rencananya rancang bangun atau desain pembangunan Pasar Cipanas dilakukan oleh pihak Kementerian Pemukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil). Hal tersebut dilakukan untuk menyesuaikan dengan aturan protokoler kepresidenan.

Ditambahkan Oting, kemungkinan dengan desain yang dirancang pihak Kementrian Kimpraswil, Pasar Cipanas masih bisa dibangun di atas 3 lantai. "Namun, dengan syarat, tidak ada jendela yang menghadap ke arah Istana Cipanas di sebelah timur," imbuh Oting.

Tak dijelaskan alasan tidak diperbolehkannya ada jendela yang menghadap ke arah Istana Cipanas. Namun, diperkirakan, hal tersebut berkaitan dengan masalah aturan keamanan istana kepresidenan tersebut.

Sumber : An Fauzi

Angin Kencang Rusak 12 Rumah

Diposting oleh Asep Moh. Muhsin | 05.49 | | 0 komentar »

CianjurNEWS(29/12) Sebanyak 12 rumah warga yang tersebar di lima desa wilayah Kec. Naringgul, Kab. Cianjur rusak berat tertimpa pohon tumbang akibat "disapu" angin kencang, Jumat (28/12) sekitar pukul 5.00 WIB. Dalam peristiwa itu, tiga warga mengalami luka berat dan ringan.

Sekretaris Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Kab. Cianjur Esih Sukaesih K. saat dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut. Bahkan, pihaknya telah menerima laporan dari petugas di lapangan.

Dia mengatakan, rumah warga yang rusak itu berada di lima desa di Kec. Naringgul, masing-masing Desa Malati, Sukabakti, Sukamulya, Warnasari, dan Naringgul.

Dari total 12 rumah warga yang rusak berat, masing-masing di Desa Naringgul 5 rumah, Desa Malati 2 rumah, dan di Desa Sukamulya 3 rumah. Sedangkan di Desa Sukabakti dan Warnasari, masing-masing satu rumah.

"Daerah paling parah dilanda angin kencang, yaitu Kampung Tipar Desa Naringgul. Di sana ada 3 warga mengalami luka, 1 luka berat, dan 2 luka ringan. Namun, kami belum mendapatkan laporannya secara detail," ujarnya.

Untuk penanganan, lanjut Esih, pihaknya sudah mengirimkan 1 peleton anggota Satpol PP dan Linmas ke lokasi kejadian. Mereka ditugaskan membantu para korban, termasuk mendata jumlah kerugian.

"Kejadiannya berlangsung saat warga tertidur. Angin tiba-tiba melanda daerah itu. Laporan dari Kasi Trantib dan Linmas Kecamatan Naringgul, sebelum kejadian terdengar suara gemuruh," ujarnya.

Dikatakan Esih, sebagian rumah warga yang rusak sudah mulai diperbaiki. Secara kebetulan pada hari sama, pihaknya sedang menggelar latihan persiapan pengamanan pemilihan gubernur.

Sumber : Yusuf Aji

Kebakaran Hanguskan 14 Bangunan

Diposting oleh Asep Moh. Muhsin | 05.41 | | 0 komentar »

CianjurNEWS (29/12) Kebakaran melanda kawasan padat permukiman penduduk di sekitar Kp. Pangasahan Kel. Solok Pandan Kec./Kab. Cianjur, Jumat (28/12) sekitar pukul 10.30 WIB. Akibatnya delapan bangunan, terdiri dari 1 gudang ukuran besar, 1 masjid, dan 6 rumah warga di belakang gudang hangus.Sum

Sebelumnya di tempat terpisah, Kamis (27/12) malam, kebarakan juga melanda Kp. Jati Desa Jamali Kec. Mande Kab. Cianjur. Akibat kejadian itu, dari enam rumah warga yang diamuk api, lima di antaranya ludes. Namun demikian, tidak ada korban jiwa dalam dua kejadian di dua lokasi berbeda tersebut.

Hingga Jumat sore belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya kebakaran. Petugas pun masih menyelidiki peristiwa tersebut. Demikian pula dengan nilai kerugian yang diderita korban kebakaran, hingga kemarin belum bisa dipastikan.

7 unit damkar

Menurut informasi, kebakaran di kawasan permukiman padat penduduk Pangasahan Kel. Solok Pandan, tepatnya di sekitar ruas Jalan Mohamad Ali mulai diketahui warga sekitar pukul 11.00 WIB. Awalnya warga melihat kebakaran menimpa salah satu rumah yang lokasinya berada di belakang gudang Toko Sinar Mulya, tempat penyimpan berbagai peralatan rumah tangga.

Dari delapan bangunan yang hangus di Jalan Moch. Ali, Gg. Pangasahan RT 03 RW 03 Kel. Solok Pandan itu, teridiri dari enam rumah, masing-masing ditempati Idad (50), Enjo (70), Fatah Hidayat (60), Uha Suhaemi (60), M. Nurdin (40), dan Mamat (70). Kemudian, Masjid Al-Hidayah dan gudang Toko Sinar Mulya milik Apon (60).

Ketika melihat kobaran api disertai asap tebal, warga berupaya memadamkan api tetapi tidak membuahkan hasil. Api terus membesar dan dalam waktu relatif singkat menjalar ke rumah lainnya, hingga akhirnya merembet ke gudang dan masjid.

Selanjutnya, tujuh unit mobil pemadam kebakaran (damkar) diterjunkan ke lokasi, masing-masing lima unit milik Pemkab Cianjur dan dua unit dari Kota Sukabumi. Petugas pemadam kebakaran dibantu sejumlah anggota Polres Cianjur, Satpol PP, dan Linmas Kab. Cianjur, Satgana KSR Kab. Cianjur, dan unsur lainnya. Kerja keras petugas akhirnya bisa memadamkan api sekitar pukul 14.30 WIB.

Sementara itu, kebakaran di Kp. Jati Desa Jamali Kec. Mande Kab. Cianjur, Kamis (27/12) malam, telah menghanguskan enam rumah warga. Lima di antaranya ludes dan satu rumah lagi rusak berat. Kelima rumah warga yang ludes, masing-masing milik Emuh (60), Dery (38), Jua (60), Juanda (39), dan Bani (70). Sedangkan rumah yang rusak berat adalah milik Nain (70)


Sumber : Yusuf Adji

APBD 2008 Defisit Rp 219,4 Miliar

Diposting oleh Asep Moh. Muhsin | 19.28 | | 0 komentar »

CianjurNEWS(28/12) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Cianjur tahun anggaran 2008 mengalami defisit Rp219,448 miliar. Dalam APBD 2008, belanja daerah dialokasikan senilai Rp1,363 triliun, naik sekitar 22,57 persen dari belanja daerah tahun 2007 setelah mengalami perubahan.

Defisit APBD itu terungkap dalam penyampaian nota keuangan draft rencana anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) Cianjur tahun anggaran 2008 oleh Bupati Cianjur Tjetjep Muchtar Soleh pada rapat panitia anggaran di Bale Sawala DPRD Cianjur, kemarin (27/12/2007).

Dalam APBD 2008 alokasi untuk membiayai belanja tidak langsung (pegawai) senilai Rp 700,101 miliar dan belanja langsung (pembangunan) Rp 662,892 miliar. Sementara prediksi pendapatan tahun anggaran 2008 direncanakan senilai Rp 1,129 triliun. Jumlah itu naik sekitar 6,64 persen dari APBD TA 2007 yang mencapai Rp 1,059 triliun.

Sumber-sumber pendapatan bagi APBD 2008 diproyeksikan dari PAD yang meliputi pajak daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Sumber pendapatan tersebut ditargetkan senilai Rp 77,761 miliar yang berarti mengalami kenaikan sekitar 10,58 persen dari PAD TA 2007.

Kemudian dana perimbangan meliputi bagi hasil pajak/bukan pajak dan SDA, dana alokasi umum (DAU) dan dana alokasi khusus (DAK) yang ditargetkan senilai Rp 1,023 triliun atau naik sekitar 12,73 persen dari dana perimbangan TA 2007.
Pendapatan daerah meliputi hibah, dana bagi hasil pajak dari provinsi dan bantuan keuangan dari provinsi yang direncanakan senilai Rp 28,039 miliar atau turun sekitar 65,85 persen dari TA 2007.

Panitia Anggaran (Panggar) DPRD Heri Sukirman menilai, defisit boleh-boleh saja selama Pemkab mampu menutupi kebutuhan tersebut. Dia menganggap defisit akan mendorong kinerja pegawai agar lebih baik lagi. "Bagi saya, defisit itu baik," ujarnya.

Ketua DPC Partai Demokrat itu menganggap anggaran belanja pegawai yang mencapai Rp 700,101 yang melebihi belanja pembangunan sangat rasional. Pasalnya, Pemkab baru mengangkat 3.000 PNS baru. "Selain itu, tunjangan jabatan yang dulu kosong saat ini telah diisi, itu pun membutuhkan anggaran cukup besar," paparnya.
Bupati Cianjur Tjetjep Muchtar Soleh menyadari keterbatasan anggaran itu. Tantangan yang cukup banyak dan tidak ringan serta situasi perekonomian nasional yang terus fluktuatif akan berdampak terhadap perkembangan dan pertumbuhan perekonomian di daerah.

"Kebijakan APBD TA 2008 harus tetap fleksibel dan mampu mengakomodasi setiap perkembangan, menekankan azas efisiensi dan efektivitas serta skala proritas," ujarnya.

Anggaran pembangunan pada TA 2008 lebih diprioritaskan pada pembangunan jalan. Dari Rp 662,892 miliar belanja pembangunan, sekitar Rp 250 miliar diperuntukkan pembangunan jalan di seluruh wilayah Kabupaten Cianjur. "Pembangunan ruas jalan diharapkan akan selesai pada tiga tahun ke depan," imbuhnya.

128 Pensiunan PNS Terima Kadeudeuh

Diposting oleh Asep Moh. Muhsin | 19.26 | | 0 komentar »

CianjurNEWS(28/12) Sejumlah 128 pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan pemerintah Kabupaten Cianjur memperoleh piagam penghargaan dan uang kadeudeuh dari Pemkab Cianjur yang diserahkan Bupati Cianjur di Gedung Bale Rancage, kemarin (27/12/2007).

Uang kadeudeuh itu diserahkan kepada pensiunan golongan II, III dan IV dengan besaran bervariatif. Untuk golongan II masing-masing memperoleh Rp 1.250.000, golongan III Rp 1.350.000, dan golongan IV senilai Rp 1.500.000.

Jumlah PNS yang telah memasuki masa pensiun periode Desember 2006 sampai April 2007 terdiri dari 4 orang eselon II, 10 eselon III, 12 eselon IV golongan IV, 10 eselon IV golongan III, 38 golongan IV tanpa eselon, 24 golongan III tanpa eselon, dan 30 golongan II tanpa eselon.

Pemberian uang kadeudeuh itu berdasarkan Peraturan Bupati Cianjur Nomor 4 tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Cianjur Nomor 11 tahun 2007 tentang perubahan pertama pemberian bantuan kesejahteraan bagi pegawai pemerintah daerah.

"Salah satunya adalah pemberian piagam penghargaan dan uang kadeudeuh kepada para PNS yang telah memasuki masa pensiun (purna bakti)," jelas H Syarief Hidayat, Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat Pemkab Cianjur H Syarief Hidayat kepada Radar, kemarin.

Khusus bagi pejabat struktural di lingkungan Pemkab Cianjur, pemberian penghargaan ini semula diberikan dalam bentuk cincin emas. Tetapi dengan berbagai pertimbangan pemberian penghargaan kemudian diberikan dalam bentuk uang.

Golongan IV eselon II semula cincin emas seberat 20 gram diubah menjadi uang tunai senilai Rp 3 juta. Begitu pun golongan IV eselon II semua cincin emas seberat 17,50 gram menjadi uang tunai senilai Rp 2,5 juta.

Golongan IV eselon IV semula diberikan cincin 15 gram kemudian diubah menjadi uang tunai senilai Rp 2.250.000 dan golongan IV eselon IV semula cincin 10 gram selanjutnya diganti menjadi uang tunai Rp 1.750.000. Ratusan pensiunan itu juga menerima klaim asuransi dari Bumi Putra Cabang Bogor yang dibayar Pemkab setiap bulan.

Bupati Cianjur H Tjetjep Muchtar Soleh menjelaskan pemberian kesejahteraan itu sebagai ungkapan terima kasih Pemkab atas jasa-jasa serta darma bakti PNS kepada negara selama menjalankan tugas di lingkungan Pemkab Cianjur.

"Setelah pensiun nanti saya harap masih bisa mendarmabaktikan tenaga kepada masyarakat, terlebih lagi memberikan masukan pemikiran untuk Kabupaten Cianjur karena pembangunan harus didukung semua pihak," harap Tjetjep.

Sumber : Nag

1.061 Honda Terima SK CPNS

Diposting oleh Asep Moh. Muhsin | 19.25 | | 0 komentar »

CianjurNEWS(28/12) Sejumlah 1.061 orang tenaga honorer daerah (honda) di lingkungan Pemkab Cianjur menerima Surat Keputusan (SK) pengangkatan menjadi calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang diserahkan secara simbolis oleh Bupati Cianjur Tjetjep Muchtar Soleh di Gedung Generasi Muda (GGM) Panembong Cianjur, kemarin (27/12/2007).

Sebelumnya 1.066 tenaga honda yang diusulkan. Mereka di antaranya tenaga kependidikan/guru sebanyak 673 orang, tenaga kesehatan 109 orang, dan tenaga strategis/administrasi lainnya 284 orang.

Pemerintah telah mengangkat tenaga Honda menjadi CPNS secara bertahap sejak keluarnya peraturan pemerintah (PP) Nomor 48 tahun 2005 junto PP Nomor 43 tahun 2007.

"Mulai tahun 2005 pengangkatan CPNS sudah dilakukan dan formasi hingga tahun 2006 ada sebanyak 1.066 orang," ungkap Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Pemkab Cianjur Syarief Hidayat kepada Radar.

Dari 1.066 orang tersebut, setelah melalui pemberkasan dan pengusulan penetapan NIP kepada Kepala Badan Kepegawaian Nasional (BKN), diperoleh penyelesaian dengan rincian yang disetujui 1.061 orang. Sementara sisanya empat orang tidak memenuhi syarat dan satu orang mengundurkan diri.

Mereka yang tidak memenuhi syarat karena usianya telah melebihi ketentuan yang dipersyaratkan, yaitu telah berumur 46 tahun lebih saat TMT 1 Januari 2007.
"Pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS baru saat ini bisa dilaksanaan karena proses penyelesaian NIP di BKN mengalami hambatan berupa kelengkapan persyaratan yang harus dipenuhi," jelas Syarief.

Akhir tahun ini Pemkab Cianjur telah melakukan pemberkasan untuk tenaga honorer yang telah dipanggil sebagaimana pengumuman Bupati Cianjur tanggal 26 November 2007 sebanyak 1.354 orang. “Mereka akan dipertimbangkan untuk diangkat menjadi CPNS terhitung 1 Januari 2008,” tambah Syarief.

Saat ini masih ada 281 orang tenaga honda di lingkungan Pemkab Cianjur yang belum diangkat menjadi CPNS. Bupati Cianjur Tjetjep Muchtar Soleh berharap jumlah tenaga honda yang belum diangkat itu bisa dilaksanakan pada 2008.

Sumber : nag

Mia Akhirnya Meninggal

Diposting oleh Asep Moh. Muhsin | 19.23 | | 0 komentar »

CianjurNEWS (28/12) Mia Kusmiati (27) tenaga kerja wanita (TKW) yang diduga mengalami gegar otak setelah bekerja dua tahun di Arab Saudi akhirnya meninggal Rabu (26/12/2007) sore sekitar pukul 17:30 WIB. Warga Kampung Cisalak Girang RT 01/01 Desa Cisalak Cibeber, Cianjur itu sebelumnya tak sadarkan diri sejak tiba di Indonesia satu pekan lalu.

Sebelum dirawat di RSUD Cianjur, putri pertama pasangan Maman Kustiaman (41) dan Aam Aminah (36) itu sempat mendapat perawatan di RS Polri Kramatdjati Jakarta Timur. Sakit yang diderita almarhumah diduga di belakang kepala meski belum ada pernyataan resmi dari tim medis atas peristiwa yang menimpanya.

Mia dilarikan ke RSUD Cianjur oleh pihak keluarganya setelah diambil dari RS Polri Jakarta. Sejak saat itu Mia tidak sadarkan diri meski sempat beberapa kali mengeluhkan kepalanya bagian belakang terasa sakit.

Maman Kustiaman ayah korban mengatakan, hasil pemeriksaan sementara pihak RSUD Cianjur menyebutkan syaraf bagian kepala belakang putrinya mengalami kelainan tanpa menyebut penyebabnya. "Setelah datang dari Jakarta, kami kerap mendegar dia mengigau dengan tangan ke belakang kepala," ujar Maman kepada Radar di bangsal ruangan Gandaria dimana Mia sempat dirawat.

Direktur RSUD Cianjur dr Suranto saat dikonfirmasi Radar hingga tadi malam belum bisa menjelaskan terkait penyakit yang diderita Mia. Suranto mengatakan baru akan mengecek data-data tersebut pada Jumat (hari ini, red). "Saya belum lihat laporan penyebab meninggalnya korban (Mia), mungkin besok," kilah Suranto melalui short message service (sms) atau layanan pesan singkat.

Sekadar diketahui, Mia menjadi TKW setelah direkrut salah seorang sponsor asal Cilaku, Cianjur kemudian berangkat ke Arab Saudi melalui PJTKI Al Hizaz pada April 2005. Selama bekerja Mia sempat beberapa kali menghubungi keluarganya di Cianjur.

Kontak terakhir dengan pihak keluarga dua minggu lalu. Dalam pembicaraan itu Mia dikabarkan terdengar sehat-sehat saja dan kerap tertawa. Namun, tiba-tiba pihak keluarga menerima informasi dari pihak PJTKI pada hari Selasa (25/12) lalu bahwa Mia terbaring sakit tidak berdaya di RS Polri Jakarta.

Hasil pemeriksaan sementara pihak RSUD Cianjur, korban diketahui mengalami sakit parah di kepala bagian belakang yang diduga mengalami gegar otak. Keluarga korban kemudian disarankan untuk membawa Mia ke RSHS Bandung. Namun karena keluarga korban tidak memiliki dana sehinga Mia terpaksa dirawat di ruang Gandaria RSUD Cianjur.

Sumber : Nag - Radar Bogor

CianjurNEWS(27/12) Anak-anak Cianjur merasa optimis akan menjadi Anak Soleh Indonesia. Mereka siap tampil sebagai kafilah yang ramah dan menonjolkan uswatun hasanah sebagai cermin bahwa masyarakat Kabupaten Cianjur benar-benar sebagai masyarakat yang berakhlakul karimah.

Demikian pengakuan salah satu peserta , usai upacara pelepasan kafilah Festival Anak Soleh Indonesia (FASI) Cianjur, di halaman Pendopo Pemerintah Kabupaten Cianjur, Selasa , menuju FASI VII Tingkat Jabar di Kota Sukabumi, yang dilepas secara langsung oleh Bupati Cianjur, Drs. H. Muchtar Soleh, MM.

Melepas kafilah anak-anak soleh tersebut, Bupati berpesan agar kafilah anak-anak soleh itu mampu mempertanggungjawabkan atas kepercayaan yang dieberikan kepada mereka dengan sebaik-baiknya. Pertanggungjawaban itu dapat diwujuckan melalui prestasi dalam mengikuti setiap even kejuaraan nanti.

“Anak-anakku merupakan anak pilihan dari sekian ratus ribu anak di Kabupaten Cianjur. Untuk itu, kepercayaan ini harus bisa dipertanggungjawabkan dengan sebaik mungkin. Wujud dari pertanggungjawaban itu adalah mencapai prestasi setinggi-tingginya dalam setiap even yang diperlombakan dalam Festival Anak soleh nanti. Dengan kata lain, menjadi juara umum adalah priorotas utama yang harus diraih” pesan Bupati Cianjur.

Selain itu, Bupati juga berharap agar anak-anak soleh Cianjur menjaga kesehatan dan stamina sehingga pada saat kejuaraan nanti dapat tampil dengan optimal. Disamping itu juga, diharapkan para kafilah untuk selalu berdo’a agar mendapat kemudahan dalam mengikuti perlombaan.

Sementara itu, menurut catatan Ketua Panitia FASI Cianjur, Heri Suseno, kafilah yang berangkat menuju Kota Sukabumi sebanyak 189 orang, yang terdiri dari 82 orang peserta, 25 orang Pembina/panitia dan 82 orang official.

Pengunjung KRC-LIPI Terus Menurun

Diposting oleh Asep Moh. Muhsin | 05.31 | | 0 komentar »

CianjurNEWS(26/12) Pengelola Kebun Raya Cibodas-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (KRC-LIPI) mencatat, sejak dua hari terakhir, tingkat kunjungan wisatawan terus mengalami penurunan.

Diperkirakan, penurunan itu sebagai dampak penutupan KRC-LIPI beberapa waktu lalu. Koordinator Jasa dan Informasi UPT Balai Konservasi Tumbuhan KRC-LIPI Trisno menyebutkan, sejak berlangsungnya liburan panjang beberapa hari lalu, tingkat kunjungan wisatawan terus menurun.

”Mungkin saja banyak para wisatawan yang mengira KRC-LIPI masih ditutup.Padahal, sejak awal Desember lalu, KRC-LIPI telah dibuka kembali untuk umum,” kata Trisno,kemarin. Dia menyebutkan, berdasarkan data yang ada, wisatawan yang datang berkunjung ke KRC-LIPI pada Minggu (23/12) tercatat sebanyak 1.800 orang. Namun, jumlah tersebut menurun drastis pada keesokan harinya.

”Hari Senin (24/12) kemarin hanya tercatat sebanyak 700 orang dan Selasa (25/12) hingga pukul 11.00 WIB tadi, baru tercatat sebanyak 450 orang,” jelasnya. Trisno menjelaskan, perbandingan jumlah itu sangat kontradiktif apabila melihat jumlah kunjungan pada liburan- liburan sebelumnya.

Menurut dia,pada masa liburan sebelumnya, jumlah kunjungan biasanya berada pada kisaran 5.000 pengunjung per hari. ”Namun, pada liburan kali ini, jumlahnya menurun drastis dibanding liburan sebelumnya,” kata dia. Dia juga beralasan, penurunan tingkat kunjungan wisatawan ke KRC-LIPI diprediksikan karena masih terjadinya banjir di sekitar wilayah ibu kota.

Sumber : Benny Bastiandi - Koran Sindo

Perajin Terompet Banjir Pesanan

Diposting oleh Asep Moh. Muhsin | 05.29 | | 0 komentar »

CianjurNEWS(26/12) Pergantian tahun baru membawa berkah bagi para pembuat terompet, termasuk di Kab. Cianjur. Hampir setiap tahun mereka selalu kebanjiran pesanan. Demikian pula menjelang Tahun Baru 2008, pesanan dari langganan mereka mengalir deras.

Namun, terbatasnya modal membuat mereka kewalahan memenuhi permintaan pelanggan. Malahan tidak sedikit yang terpaksa harus menolak pesanan karena minimnya modal yang mereka miliki. Apalagi tahun ini, mereka dihadapkan pada kenaikan harga bahan baku untuk membuat terompet sehingga menambah beban biaya produksi.

"Tahun baru merupakan rezeki tahunan bagi kami. Pesanan banyak, baik langganan maupun pembeli baru. Namun, modal pas-pasan. Jadi, tidak semuanya bisa kami layani. Kalau ada modal, mungkin bisa kami penuhi," kata Herman (45) warga Sabandar Hilir, Kec. Karangtengah Kab. Cianjur, Selasa (25/12).

Dia mengaku pesanan sudah mengalir sejak sebulan lalu dan hingga, Selasa (25/12), dirinya sudah membuat kira-kira 25.000 terompet. Jumlah terompet sebanyak itu merupakan pesanan pelanggan dari berbagai daerah, mulai dari Bandung, Sukabumi, Cianjur dan Jakarta.

"Tahun lalu, kami bisa membuat terompet hingga 75.000 unit. Modalnya bukan punya saya semua. Kebanyakan dari pemesan langsung, mereka beri uang di muka. Jadi, saya cuma dapat kelebihan dari ongkos pembuatan saja. Kalau modal sendiri paling cukup buat ribuan terompet saja," ujarnya.

Perajin terompet lainnya, Dodo mengungkapkan, semua bahan baku sudah mengalami kenaikan, di antaranya selotip semula Rp 250,00 kini menjadi Rp 350,00/gulung. Plastik dari Rp 14.000,00 menjadi Rp 19.000,00, kelos (bekas gulungan kain) bahan plastik, semula Rp 4.000,00 menjadi Rp 8.000,00, dan cat dari Rp 24.000,00 menjadi Rp 29.000,00.

Akibat kenaikan harga bahan baku tersebut, membuat keuntungan yang didapat menipis. "Sekarang harga bahan baku semuanya naik. Pemesan inginnya tetap. Kalau masih ada untung, ya saya kerjakan. Namun, kalau tidak, ya tidak kami layani," ujar Dodo.

Pendapat sama diungkapkan Imas dan Deni. Akibat tidak memiliki modal membuat, mereka mengandalkan biaya produksi dari pesanan. Namun, konsekuensinya keuntungan yang diperoleh menjadi sangat minim.

"Kemarin baru menyelesaikan 5.000 terompet pesanan. Namun, untungnya tipis, soalnya biaya semuanya dari pembeli. Jadi kami hanya dapat ongkos kerja. Itu pun minim," ujarnya

Sumber : Yusuf Adji - PR

CianjurNEWS(25/12) Penguasa Hindia Belanda pada tahun 1917 membangun stasiun radio di derah Rancaekek Bandung, Jawa Barat. Mulai tahun 1918 pemerintah Hindia Belanda membangun lapangan terbang Cipagalo, Sukamiskin dan juga masih di wilayah Bandung. Membuatnya hanya meratakan tanah dan dipekeras. Peresmian penggunaan lapangan terbang pada tahun 1920, ditandai dengan penerbangan sebuah pesawat Rancai. Terbangnya hanya beberapa menit setinggi 50 meter.


Berhubungan keadaan tanah becek tidak dapat diperkeras dengan sempuma, maka Belanda membuat landasan baru lagi di daerah Cicukang Desa Cibeureum yang kemudian terkenal dengan sebutan Lapangan Terbang Andir, karena tempatnya di daerah Andir pula. Kemudian lapangan terbang ini digunakan untuk kepentingan Angkatan Udara Belanda (Luchvaart Afdelling).

Lapangan terbang dibangun pada tahun 1921, di tanah seluas 45 hektar, semula milik rakyat yang dibeli oleh Pemerintah Hindia Belanda. Pembangunannya masih sangat sederhana, hanya diratakan dan diprkeras tanpa dilapisi aspal. Kemudian peralatan lapangan terbang yang ada di Sukamiskin berangsur-angsur dipindahkan ke Andir. Seiring itu dibangun fasilitas pendukungnya. Beberapa bangunan pendukung saat itu, sekarang tinggal bekasnya, Satu diantara kini menjadi hanggar Wing Materiil 10 yang menghadap ke Utara. Garasi yang sekarang dipakai untuk Sarban, Kantin Perwira Belanda sekarang dipakai untuk ruang pemotretan. Kantor Pos dan gudang panjang bekasnya kini tempat di belakang Tower. Bangunan Staf Komando jaman dahulu sekarang digunakan untuk Senkom.

Pada waktu dibangun batas lapangan terbang Andir sebelah Barat berbatasan dengan desa Cibeureum, sebelah Timur berbatasan dengan sungai Cilimus, sebelah Utara Desa Cibogo, sebelah Selatan rel kereta api daerah Maleber. Beberapa pesawat pertama yang mendarat di lapangan Terbang Andir zaman itu diantaranya Avro, Glenmartin, Jeger, dan Koelhoven.


Penyerahan Lapangan Terbang Andir.

Pemerintah Belanda dengan Pemerintah Republik Indonesia, sebelum penyerahan kedaulatan diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diselenggarakan pada tanggal 2 Nopember 1949 di Ridderzaal di kota Gravensande Belanda telah dicapai kesepakatan prinsip mengenai peraturan-peraturan Angkatan Udara di Indonesia yang ada di bawah komando Belanda, setelah peresmian pengakuan Kedaulatan Republik Indonesia Serikat.

Ternyata dalam waktu yang hanya enam bulan, pihak AURI benar-benar menunjukkan kesanggupan serta kemampuannya dalam merealisasikan tugas negara. Setelah berlangsungnya pengakuan kedaulatan RIS pada tanggal 27 Desember 1949, maka berlangsung pula serah terima pangkalan-pangkalan udara secara berangsur-angsur. PAU Andir merupakan yang pertama diserahterimakan dan Belanda ke pihak AURI, yakni pada tanggal 20 Januari 1950. Hanya saja, serahterima tersebut hanya berlaku bagi PAU Andir sebelah utara. Sedangkan PAU Andir sebelah selatan barn diserahterimakan pada tanggal 12 Juni 1950.

Setelah itu disusul secara berturut-turut penyerahan pangkalan-pangkalan udara yang ada di daerah lain, yakni PAU Padang (1 Maret 1950), PAU/Detasemen Angkatan Udara Banjarmasin (15 Maret 1950), PAU Semplak Bogor (20 Maret 1950), PAU Semarang (23 Maret 1950), PAU Singosari Malang (17 April 1950), PAU Medan dan 121-ste Skadron Pemburu (18 April 1950), PAU Palembang (25 April 1950), PAU Kupang NTT (6 Mei 1950), Pau Morotai Maluku (10 Mei 1950), PAU Makassar (2 Juni 1950), PAU Cililitan serta 20-ste Skadron Angkatan Udara dan 18-de Skadron Pelempar Bom (20 Juni 1950).

Selain itu, diserahkan juga Hoofdkwartier Militaire Luchtvaar dan Jenderal Mayoor Van der EEM kepada Kasau Komodor Udara Suryadarma pada tanggal 27 Juni 1950.

Serahterima Pangkalan Udara Andir sendiri sudah berlangsung ada Maret 1950. Namun masih bersifat terbatas, terutama yang diserahkan adalah lapangan sebelah Utara, meliputi fasilitas penerbangan, termasuk hanggar, tiga pesawat C-47 Dakota, tiga pesawat latih Harvard dan tujuh pesawat Piper Cub (Capung). Sedangkan serah tenima keseluruhan Pangkalan Udara Andir kepada pihak AURI baru dilakukan tiga bulan kemudian yakni pada tanggal 12 Juni 1950. Serah terima dilakukan Mayor E,J. Van Kappen mewakili pemerintah Kerajaan Belanda dan dan pihak AURIS diwakili Mayor Udara Wiweko Soepono yang menjabat sebagai Ketua Sub Panitia Penerimaan Materiil dan Personel dari ML Belanda sekaligus wakil AURI.

Perjuangan Husein Sastranegara

Husein Sastranegara adalah salah seorang diantara tokoh-tokoh yang ikut serta mengabdikan dirinya dalam pembinaan perjuangan bersenjata pada masa-masa revolusi fisik, khususnya di bidang pertahanan udara. Namun sangat disayangkan bahwa semangat pengabdian dan kesediaan berkorban sebagai Patriot Tanah Air tidak bisa berlangsung lebih lama. Almarhum hanya dapat menyumbangkan tenaganya bagi perjuangan kemedekaan Indonesia dalam waktu setahun lebih sedikit ini berarti hanya dalam waktu lima bulan saja saat setelah Angkatan Udara RI resmi didirikan. Meskipun kesempatan untuk berbakti kepada tanah air yang dicintainya begitu pendek, tidaklah menghilangkan nilai-nilai jasa perjuangannya, terutama dalam masa-masa berkecamuknya perjuangan fisik mati-matian menghadapi agresi Belanda.

Semasa hidupnya Husein sastranegara telah memberikan teladan yang tak ternilai kepada generasi penerus, baik di bidang kejuangan, kemauan yang keras dalam menggapai cita-cita, maupun tekadnya yang kuat untuk mengetahui dan menguasai teknologi penerbangan pada masanya. Kekerasan kemauan dan tekadnya serta kerelaan berkorban demi perjuangan telah tercermin dalam diri Husein sastrnegara. Pandangan-pandangannya yang jauh ke depan ikut meletakkan pondasi yang penting untuk pembangunan Angkatan Udara, yang kelak menjadi pancangan kaki kokoh dalam pengembangan suatu kekuatan Angkatan Udara yang modern di kemudian hari.

Siapa sebenarnya Husein Sastranegara.

Husein Sastranegara merupakan anak seorang Pangreh Praja, dilihat dan latarbelakang keluarga, Husein Sastranegara adalah keturunan ningrat Priangan dan golongan menengah Bumiputera. Baik dari pihak ayah maupun ibu, sehingga teralir darah biru ke dalam diri Husein dan 13 saudaranya yang lain. Ayah Husein, Rd. Demang Ishak Sastranegara adalah seorang pangreh praja (Demang) jaman Belanda dan pernah menjabat sebagai Wedana Ujungberung, Pejabat Bupati di Tasikmalaya selama 17 bulan dan Patih Tasikmalaya. Sang ayah adalah putera tinggal Rd. Askad sastranegara, seorang Onder Collecteur Pensiun Sumedang. Sedangkan ibunya, Rd. Katjih Lasminingroem, putri Rd. Wiranata, Onder Collecteur Pensiun Cicalengka. Mereka menikah di Kadungora Garut pada tanggal 16 Oktober 1907.


Beberapa catatan sejarah terdapat perbedaan dalam penulisan tempat dan tanggal kelahiran Husein, namun berdasarkan catatan Yayasan Wangi Demang Sastranegara disebutkan bahwa Husein dilahirkan di Cilaku Cianjur pada tanggal 20 Januari 1919, sebagai anak ke delapan dari 14 bersaudara. Kondisi lingkungan keluarga dan jamannya, terutama dengan status pekerjaan orang tua pejabat di lingkungan pemerintahan Hindia Belanda, memberi pengaruh kuat pada cara pandang dan gaya hidup pemuda Husein. Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa pada saat itu anak-anak dari keluarga kelas menengah Bumiputera memiliki gaya hidup yang lebih dan untuk menjadi militer tentunya berat untuk menuju ke hal yang ideal.

Cara pandang dan gaya seperti itu tidak selalu berdampak buruk. Justru memberi mamfaat positif pada diri Husein. Misalnya ia sama sekali tidak dihinggapi perasaan rendah diri (inferiority complex) yang biasanya menjadi persoalan tersendiri bagi warga pribumi, terutama jika berhadapan dengan orang-orang Belanda. Bahkan, sisi positif lainnya adalah terbentuknya sosok pemuda Husein dengan cita-cita dan angan-angan yang sangat tinggi. Menurut keterangan istri Bapak Husein, Ny. Koriyati Mangkuratmaja, cita-cita beliau adalah ingin menjadi seorang perwira. Keinginan itu bermula Husein sekolah di Europese Lagere School (ELS) di Bandung setingkat Skolah Dasar (SD) di jaman sekarang. Setelah itu Husein melahjutkan ke Hager Burger School (HBS) di Bandung, yang kemudian pindah ke HBS KWDRI di Jakarta. Begitu lulus HBS tahun 1939, Husein menjadi mahasiswa di Technisch Hoge School (THS) di Bandung (sekarang ITB).

Pecahnya Perang Dunia II pada tahun 1939 berdampak langsung pada nasib sekolah dengan perjalanan hidup Husein. Belanda menduduki Jerman, menyadari posisinya itulah pemerintah Hindia Belanda menerapkan siasat “menarik Simpati” rakyat Indonesia dengan memberi kelonggaran kepada pemuda Indonesia mencoba karier hidupnya di bidang penerbangan militer. Kesempatan tersebut ditanggapi sebagai peluang bear yang menjanjikan oleh Husein. Tanpa ragu Husein pun mengambil keputusan meninggalkan bangku kuliahnya dan mendaftarkan diri ke sekolah Militaire Luchtvaart School atau disebut juga Luchtvaart Afdeling di Kalijati, Subang tahun 1939. Husein termasuk salah satu dan 10 orang pemuda pribumi yang diterima untuk mengikuti pendidikan perwira penerbang.

Pada tahun itu sebenarnya ada peristiwa sejarah penting yang digabungkannya Sekolah Penerbang yang berlokasi di Kalijati Subang dengan Sekolah Pengintai di Lapangan Andir Bandung. Dari 10 orang siswa yang masuk, hanya lima orang yang berhasil mendapat brevet penerbang, yakni Husein Sastranegara, Ignatius Adisutjipto, Sambodja Hurip, Sulistiyo dan Sujono. Kelima orang siswa penerbang akhirnya menjadi perintis dalam dunia penerbangan di tanah air, selanjutnya proses pendidikan angkatan pertama itu berakhir tahun 1940.

Sayangnya, Husein gagal meneruskan pendidikan penerbang lanjutannya di Bandung. Bersama dengan dua orang rekannya, yakni Sujono dan Sulistyo, Husein hanya mendapat KMB (Kielne Militaire Brevet) atau lisensi menerbangkan peawat-pesawat bermesin tunggal Sedangkan yang mendapatkan GMB (Groote Militaire Brevet) hanya Agustinus Adisutjipto dan Sambudjo Hurip.

Mengawali Karir sebagai Inspektur Polisi

Karena kurangnya syarat tersebut, maka rencana semula untuk memasuki Sekolah Penerbang Darurat di Bandung menjadi terhalang. Kegagalan tersebut menyebabkan Husein ganti haluan dan pada tahun 1941 memasuki pendidikan Sekolah Inspektur Polisi di Sukabumi. Sementara itu Jepang telah ikut mengambil bagian dalam Perang Dunia yang mulai mengadakan ekspansi-ekspansi ke Asia Tenggara dan akhirnya bisa menduduki Indonesia. Setelah kurang lebih dua tahun mengikuti pendidikan inspektur Polisi (Keibuhoo) dan menginat kebutuhan Jepang saat itu, meski belum lulus, Husein langsung diangkat menjadi Inspektur Polisi di Sukabumi.

Husein kemudian dipindahkan menjadi Kepala Polisi di Sukanagara Cianjur dan menjelang proklamasi Kemerdekaan RI 1945, Husein dipindahkan lagi sebagai Kepala Polisi di Bogor. Bisa dikatakan, karir militer Husein dalam pengabdiannya sebagai pejuang dan kusuma bangsa dimulai dari jalur kepolisian. Menyerahnya balatentara Jepang kepada Sekutu yang kemudian disusul dengan pergolakan revolusi fisik, menjadikan Husein harus menggabungkan diri dengan Barisan Keamanan Rakyat (BKR) di Bogor dan menjabat sebagai salah satu komandan pada divisi yang dibentuk oleh Didi Kartasasmita. Tetapi pertentangan yang terjadi antara dirinya dengan atasannya menyebabkan Husein mengundurkan diri dari kesatuan tersebut dan memasuki kesatuan BKR Bandung bagian Resimen Kuda yang belum diorganisir. Perjalanan hidupnya tampaknya menggariskan Husein harus kembali ke jalur penerbangan. Sekitar bulan September-Oktober 1945 Husein dipanggil oleh Suryadi Suryadharma (KSAU) yang waktu itu sebagai pimpinan BKR Penerbangan. Pemanggilan itu berkaitan dengan kebutuhan mengurus Lapangan Udara (Lanud) Andir (sekarang Lanud Husein Sastranegara) yang baru saja berhasil direbut para pejuangan RI. Husein dipercaya untuk mengurus Lapangan Uara Andir.

Hijrah Ke Yogyakarta

Sayangnya, tugas itu belum sempat dilaksanakan oleh Husein. Karena, baru saja Husein melapor ke Kasau Suryadarma, beredar kabar bahwa Lapangan Udara Andir dapat dikuasai kembali oleh tentara Jepang dan pimpinan diambil alih oleh Inggnis melalui Jepang. Tidak saja Lapangan Udara Andir, Bandung pun harus ditinggalkan para pejuangan RI, termasuk Husein di dalamnya, Husein akhirnya ikut hijrah ke Ibu Kota perjuangan Yogyakarta dan turut bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) bagian penerbangan.

Di Yogyakarta inilah mulai disusun dan dibina pertahanan kekuatan udara. Pada waktu itu tenaga penerbang dirasakan sangat dibutuhkan. Ketika sekolah penerbang pertama kali dibuka, Husein termasuk salah seorang dan siswanya. Mereka berasal dan berbagai pendidikan mulai dari pemilik brevet sampai kepada mereka yang belum pernah terbang sama sekali. Dengan bermodalkan tekad yang sama, berusaha untuk ikut serta menjadi pejuang dalam memperkuat pertahanan tanah air tercinta.

Pada tanggal 9 April 1946 TKR bagian Penerbangan statusnya diubah menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) yang berdiri sendiri. Setelah selesai mengikuti pendidikan Sekolah Penerbang Lanjutan (SPL) di Yogyakarta, Husein langsung diangkat sebagai instruktur di sekolah penerbang tersebut merangkap sebagai perwira operasi AURI.

Pada periode tahun 1945-1946 AURI masih sibuk dengan “penerbitan” materiil yang berupa pesawat-pesawat rongsokan peninggalan Jepang dan sementara waktu belum ada upaya yuntuk melakukan operasi-operasi yang bersifat ofensif penyerangan. Konsolidasi ke dalam dilakukan dengan mengadakan hubungan-hubungan udara melalui pangkalan-pangkalan yang sudah dikuasai RI. Dalam hubungan inilah Husein sangat aktif dalam menerbangkan dan mencoba pesawat-pesawat rongsokan peninggalan Jepang seperti Churen (sering disebut juga dengan Cureng), Cukiu. Dan pesawat pembom Hayabusha Diponogoro 1 Pada tanggal 21 Mei 1946 Husein telah mengadakan penerbangan formasi dari Lapangan Udara Maguwo di Yogyakarta menuju lapangan Udara Gorda di Serang. Pada tanggal 10 Juni 1946 penerbangan formasi lima buah pesawat Churen dan Yogyakarta ke Cibeureum Tasikmalaya dalam rangka peresmian pembukaan lapangan terbang tersebut juga penerbangan lebih jauh ke Barat dilakukannya pada tanggal 23 Juni 1946 sampai ke lapangan Gorda di Banten (Serang). Dengan pesawat Pembom Diponogoro 1 Husein pernah pula terbang dari Maguwo Yogyakarta ke Maospati (Madiun) dan bahkan pada tanggal 13 September 1946, Husein masih menerbangkan pesawat Churen untuk menaburkan bunga dalam upacara pemakaman Tarsono Rujito di Salatiga.

Gugur Saat Test Flight

Takdir Tuhan Yang Maha Esa telah menggariskan Husein. Belum juga tahun 1946 berakhir, Husein telah dipanggil menghadap-Nya. Waktu itu tanggal 26 September 1946 dengan pangkat terakhir sebagai Mayor Udara. Sebelum kejadian sebenarnya telah ada suatu isyarat jelek yang diterima oleh kakak tertuanya dalam sebuah mimpi. Dalam mimpi itu, Husein dengan salah seorang saudara laki-lakinya, yakni Rd. Ibrahim Satranegara, terapung-apung hanyut di tengah-tengah gelombang lautan yang deras. Akhirnya mimpi itu menjadi kenyataan kedua orang putera Rd. Ishak Sastranegara ini gugur dalam perjuangan bangsanya.

Pada akhir September 1946 Husein mendapatkan tugas melakukan Test Flight (uji terbang) sebuah pesawat Chukiu di atas Kota Yogyakarta. Pesawat rongsokan peninggalan tentara Jepang itu rencananya akan digunakan untuk mengangkut Perdana Menteri RI Sutan Syahrir menuju Malang. Test Flight saat ini memang harus dilakukan dan membutuhkan kesiapan jiwa raga para penerbang karena pesawat-pesawat peninggalan Jepang tersebut sebetulnya masuk kualifikasi tidak Iayak lagi diterbangkan. Nyatanya pesawat Cukiu yang diterbangkan Husein mengalami kerusakan mesin hingga jatuh terbakar di atas Gowongan Lor Yogyakarta sekaligus menewaskan Husein bersama juru teknik Rukidi. Husein meninggalkan seorang istri Ny. Koriyati Mangkuratmaja dengan tiga orang putera yang masih balita.

Sebagai penghargaan negara atas jasa-jasanya selama mengabdikan diri kepada tanah air, maka Husein Sastranegara pangkatnya dinaikan dari Mayor Udara menjadi Komodor Muda Udara (Anumerta) sederajat Kolonel Udara saat ini. Jabatan terakhir Husein adalah sebagai instruktur di Sekolah Penerbang Yogyakarta merangkap Perwira Operasi AURI. Berkat jasa-jasanya, Husein mendapat sejumlah anugerah tanda jasa dan pemerintah seperti Bintang Garuda, Bintang Satyalancana Perang Kemerdekaan RI, Piagam Presiden selaku Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI tahun 1957.

Berkat jasa-jasa dan nilai-nilai kepahlawanan yang telah mengabadi kepada Negara dan Bangsa, akhirnya nama Husein Sastranegara diabadikan untuk mengganti pangkalan Udara Andir menjadi Lanud Husein Sastranegara dari tanggal 17 Agustus 1952 berdasarkan Keputusan Kasau No. 76 Tahun 1952. Husein dianggap sebagai salah seorang pejuang dan perintis yang telah meletakkan dasar-dasar pembangunan di bidang penerbangan nasional. Husein gugur sebagai pahlawan dalam usia yang relatif masih muda yaitu 27 tahun dan jasadnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta.

Stok Beras Masih Aman

Diposting oleh Asep Moh. Muhsin | 04.13 | | 0 komentar »

CianjurNEWS (24/12) Bulog Subdivre Cianjur siap menggelar operasi pasar (OP) beras bila harga beras di pasaran sudah terlalu tinggi dan stoknya mengalami kelangkaan. Namun, OP baru bisa digelar apabila ada permintaan dari Pemkab Cianjur.

Kesiapan melaksanakan OP beras tersebut dikatakan Wakil Kepala Bulog Subdivre Cianjur, Apip Djayadisastra, Sabtu (22/12) menanggapi adanya kekhawatiran masyarakat terkait adanya kenaikan harga beras di pasaran dalam sepekan terakhir.

"Stok beras aman, kami saat ini punya stok beras di gudang mencapai 10.500 ton. Jadi tidak ada masalah kalau memang dibutuhkan dan ada permintaan dari pemda, kami siap melaksanakan OP," ujarnya.

Apip mengatakan, persediaan beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kab. Cianjur khususnya bagi keluarga miskin aman dan mencukupi untuk penyaluran empat bulan ke depan. Dengan posisi stok tersebut, pihaknya siap membantu Pemkab Cianjur dalam memenuhi kebutuhan beras keluarga miskin. "Jadi, walaupun saat ini tanaman petani belum masuk musim panen, masyarakat Cianjur tidak perlu khawatir akan mengalami kekurangan beras," tuturnya.

Dikatakan, untuk memenuhi kebutuhan beras gakin di Kab. Cianjur, pihaknya telah menyiapkan stok cadangan beras pemerintah. Stoknya disiapkan sesuai dengan kuota kebutuhan gakin bulan sebelumnya.

"Kalau memang ada permintaan dari pemda, kami siap menyalurkan beras melalui operasi pasar. Kami tidak bisa langsung melakukan OP. OP baru bisa kami laksanakan kalau ada pengajuan dari pemerintah setempat," katanya.

Selain itu, lanjut Apip, penyaluran raskin untuk Desember tahun ini distop. Namun, masih melayani penyaluran sisa raskin November lalu yang belum diambil. Masih ada kira-kira 600 ton sisa raskin belum disalurkan.

Sementara itu, beberapa ibu rumah tangga di Cianjur yang ditemui sedang berbelanja di Pasar Induk Cianjur sempat mengungkapkan kekhawatirannya bila harga beras terus mengalami kenaikan. Pasalnya, hingga Sabtu (22/12), harga beras sudah mengalami kenaikan antara Rp 400,00-Rp 500,00/kg. Misalnya beras kualitas I kini dijual dengan harga Rp 4.800,00/kg. Padahal sebelumnya dijual Rp 4.300,00-Rp 4.500,00/kg. Demikian pula dengan beras kualitas II, sebelumnya dijual antara Rp 4.200,00-Rp 4.300,00/kg, kini naik menjadi Rp 4.600,00-Rp 4.700,00/kg.

"Beras sudah naik, belum lagi sayuran banyak yang naik. Khusunya buat beras, kami khawatir bila harganya terus naik. Saya minta pemerintah bisa mengantisipasinya," kata Yanti warga Cibalagung.


Cianjur Waspadai Ancaman Teror Bom

Diposting oleh Asep Moh. Muhsin | 04.09 | | 0 komentar »

CianjurNEWS(24/12) Seluruh anggota Polres Cianjur disiagakan dalam perayaan Natal dan Tahun Baru 2008, untuk menciptakan situasi keamanan yang kondusif. Bahkan, Polres Cianjur juga secara khusus mewaspadai adanya ancaman teror bom, baik sebelum maupun pada pelaksanaan perayaan dua hari besar itu.

Kapolres Cianjur, AKBP Yaya Ahmudiarto melalui Kabag Ops Polres Cianjur, Kompol Rusman, mengungkapkan, antisipasi terhadap ancaman bom, baik di tempat-tempat ibadah maupun di keramaian, merupakan instruksi dari Kapolri, Jenderal Pol. Sutanto.

"Untuk di Cianjur, kita secara serius melaksanaan instruksi itu. Kita ingin memberikan situasi kamtibmas yang kondusif menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru," kata Rusman, Minggu (23/12).

Sebagaimana dalam gelar pasukan yang sebelumnya dilaksanakan jajaran Polres Cianjur, Rabu (19/12). Sedikitnya 639 personel Polres Cianjur dikerahkan untuk mengamankan perayaan Natal dan Tahun Baru, dengan menggunakan sandi Operasi Lilin Lodaya 2007. Para personel tersebut ditempatkan di 13 pos pengamanan (pospam) yang tersebar di wilayah Cianjur.

"Beberapa tempat peribadatan pada malam Natal nanti mendapatkan pengawalan dari petugas untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan. Selain itu, para petugas juga bergiliran melakukan patroli, baik sebelum maupun pada perayaan hari besar itu," katanya.

Ia menyatakan, pengamanan Natal dan Tahun Baru dilaksanakan selama 12 hari. Khusus untuk pengamanan Natal dilakukan selama tujuh hari. Sedangkan sisanya merupakan pengamanan untuk perayaan Tahun Baru.

"Pengamanan akan ditingkatkan pada perayaan malam pergantian tahun, khususnya di kawasan wisata Cipanas. Dipastikan tempat wisata itu akan dipadati pengunjung karena masih menjadi salah satu tempat favorit untuk merayakan malam pergantian tahun," jelasnya.

Masih lancar

Arus kendaraan yang menuju kawasan Puncak, Cipanas sampai Minggu (23/12) masih cukup lancar. Kemacetan hanya terlihat sesekali di beberapa titik seperti di depan Pasar Cipanas akibat banyaknya angkutan kota (angkot) yang ngetem di sembarang tempat.

Selain itu, kemacetan juga sesekali terjadi di depan tempat perbelanjaan seperti Brasco DSE Factory Outlet dan Segar Alam. Beberapa petugas kepolisian terlihat sibuk mengatur arus lalu lintas.

Sementara itu, tingkat hunian di beberapa real estate yang ada di Cipanas, pada tahun ini diprediksi tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. "Sampai saat ini kondisinya masih sepi. Ada beberapa tamu yang sudah memberitahukan akan berlibur di vila pas pada malam pergantian tahun," ujar Manajer Kota Bunga, Franky K.

Untuk menjaga kemanan selama acara berlangsung, pihaknya selain melibatkan gabungan Polri/TNI, juga merekrut beberapa tenaga kemananan dari penduduk setempat. "Kita juga menggunakan 20 tenaga pamswakarsa dari masyarakat setempat untuk membantu keamanan selama kegiatan berlangsung," kata Franky.

Sumber : Bisri Musthofa GM

Pencurian Kayu Relatif Menurun

Diposting oleh Asep Moh. Muhsin | 04.07 | | 0 komentar »

CianjurNEWS (24/12) Pencurian kayu hutan (illegal logging) di Indonesia selama 2007 relatif menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kondisi tersebut, menurut Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS) Dephut, Sunaryo, hasil kerja keras pemerintah dan berbagai elemen masyarakat.

"Hingga kini kita terus berupaya melakukan operasi illegal logging itu dengan melibatkan TNI/Polri, kejaksaan, kehakiman, pemerintah, masyarakat, dan elemen organisasi kepemudaan (OKP). Kita bersyukur hasilnya pembalakan liar itu cenderung mengalami penurunan," ujarnya usai mengikuti acara penanaman pohon di Kp. Gunung Putri, Desa Sukajaya, Kec. Cipanas, Kab. Cianjur, Minggu (23/12).

Diungkapkan Sunaryo, akibat maraknya penebangan liar di Indonesia, terdapat lahan kritis yang tersebar di beberapa wilayah. Untuk menanggulanginya, pemerintah secara terus-menerus dan berkesinambungan merehabilitasi lahan.

Menyoal penanaman pohon di kawasan Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP) yang terletak di Kp. Gunung Putri, Desa Sukatani, Kec. Pacet, Sunaryo memaparkan, kegiatan itu merupakan salah satu bentuk kepedulian dan keprihatinan atas masih ditemukannya lahan kritis di daerah hulu sungai.

"Rehabilitasi lahan di sekitar kawasan hulu sungai sangat penting dilakukan karena melibatkan hajat masyarakat banyak. Untuk itulah kita melakukan penanaman pohon dengan melibatkan Dephut dengan Barisan Muda (BM) Kosgoro. Jumlah pohon yang ditanam mencapai 7.000 batang pohon," katanya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Perhutanan dan Konservasi Tanah (PKT) Kab. Cianjur, Sumitra Irawan mengungkapkan, pihaknya mengucapkan terima kasih banyak kepada pemerintah melalui Dephut dan Kosgoro yang sangat peduli terhadap lahan kritis yang ada di Cianjur dengan melakukan penanaman pohon.

"Pemkab Cianjur sampai saat ini juga serius melakukan rehabilitasi lahan kritis secara berkesinambungan. Bahkan di Cianjur ada ketentuan peraturan daerah, siapa menebang satu pohon, dia harus menanam sepuluh pohon," katanya.

Sumber : Bisri Musthofa GM

Kunjungan Wisatan ke KRC Menurun

Diposting oleh Asep Moh. Muhsin | 05.59 | | 0 komentar »

CianjurNEWS (23/22) Menjelang libur akhir tahun kali ini jumlah kunjungan ke Kebun Raya Cibodas (KRC) Cipanas, Cianjur diprediksi menurun. Alasannya, kawasan KRC-LIPI itu baru dibuka kembali untuk umum per 1 Desember 2007 setelah dilakukannya penataan dan konservasi tanaman.

Perkiraan itu dibenarkan oleh Kasubag Tata Usaha KRC-LIPI Solehudin. Selain karena baru dibuka juga didasari masa liburan yang baru dimulai. "Tingkat kunjungan akan mengalami penurunan dibanding liburan panjang sebelumnya," ungkap Solehuddin kepada wartawa, kemarin.

Prediksi akan menurunnya tingkat kunjungan wisatawan ke KRC-LIPI pun didasari masih terjadinya banjir di sekitar wilayah Jakarta. Liburan panjang tahun-tahun sebelumnya KRC-LIPI kerap dipadati pengunjung yang berasal dari wilayah Jabodetabek yang ingin menghabiskan masa liburannya di kawasan Puncak Cipanas.

"Kabupaten Cianjur terutama kawasan Puncak Cipanas merupakan wilayah yang masih menjadi favorit bagi sebagian warga Jakarta. Namun, banjir yang saat ini melanda Jakarta memaksa masyarakatnya sibuk mengurusi banjir daripada rekreasi," terang Solehudin.

Menurutnya, sekitar 1.012 orang wisatawan yang berkunjung ke KRC-LIPI pada libur Idul Adha kemarin dengan jumlah kendaraan roda empat sebanyak 111 unit. "Kalau untuk kendaraan roda dua sendiri kita tidak bisa mengalkulasinya karena pada hari libur motor tidak boleh masuk," paparnya.
Pantauan Radar, menjelang liburan panjang kali ini, rata-rata tingkat hunian hotel (occupancy) di kawasan Puncak Cipanas terlihat masih rendah. Demikian pula pesanan kamar untuk libur Natal nanti.

Sumber : Nag Radar Bogor

Harga Sayuran dan Beras Belum Stabil

Diposting oleh Asep Moh. Muhsin | 05.10 | | 0 komentar »

CianjurNEWS(22/12) Memasuki H+2 Idul Adha 1428 Hijriyah, harga sayuran dan beras di Pasar Induk Cianjur belum stabil. Meski demikian kenaikan masih dalam batas kewajaran. Pantauan Radar, kenaikan harga sayuran seperti kol, bawang merah, kentang, dan cabe merah bertahan pada kisaran Rp 200-Rp 500 per kilogram (kg). Berbeda dengan harga sayuran jenis buncis, cabe hijau, serta wortel, masih stabil berada pada level harga pasar.

Nanay (39) pedagang sayuran di Pasar Induk Cianjur menyebutkan, jenis sayuran yang mengalami kenaikan yaitu kol naik sekitar Rp 1.000/kg. Bawang merah naik Rp 4.000/kg, kentang naik Rp 1.000/kg, serta cabe merah naik Rp 4.000/kg.

Kenaikan harga sayuran tersebut, menurutnya, disebabkan naiknya ongkos angkut serta mulai masuknya musim hujan. "Sayuran cepat layu dan busuk apalagi jika tertimpa hujan sehingga wajar mengalami kenaikan," ujar Nanay kepada wartawan, kemarin.

Selain sayuran, harga beras medium juga mengalami kenaikan yang asalnya dijual Rp 4.300/kg naik menjadi Rp 4.800/kg. "Kenaikan harga beras yaitu antara Rp 400/kg hingga Rp 500/kg," kata Ece (52) pedagang beras di Pasar Induk Cianjur.

Kenaikan harga beras dipicu karena musim panen di beberapa daerah sudah langka dan diprediksi kenaikan bisa terjadi dalam beberapa pekan ke depan.
Kenaikan harga sayuran dan beras sangat dikeluhkan oleh konsumen, terutama mereka yang dari kalangan berekonomi lemah. Ani (32) konsumen yang ditemui sedang berbelanja di Pasar Induk Cianjur, berharap pemerintah lebih tanggap dan segera mengendalikan harga beras.

Sebelumnya Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kabupaten Cianjur H Oting Zainal Mutaqin menyebut menjelang Idul Adha, Natal dan Tahun Baru 2008, harga bahan pokok di beberapa pasar masih stabil. "Cuma telur yang mengalami kenaikan sekitar Rp 200/kg," sebutnya.

Sumber : Nag Radar Bogor

CianjurNEWS (22/12) Dalam satu tahun terakhir tercatat sekitar 12 orang positif menderita difteri. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur pun menyatakan kejadian luar biasa (KLB) atas penyakit tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur dr Ratu Tri Yulia mengakui hal itu dan semua penderita tersebar di beberapa kecamatan. Namun, pihaknya cukup kesulitan untuk mendeteksi penderita karena tempat tinggal mereka tidak tetap.
"Dari jumlah itu (12 penderita, red), kita memang cukup kesulitan untuk mendata karena tempat tinggal mereka berpindah-pindah," ujar Ratu kepada Radar beberapa waktu lalu.

Penetapan status KLB oleh Dinkes disebabkan penyakit difteri cepat menular, baik di keluarga penderita maupun warga sekitar tempat tinggal penderita.
"Satu saja ditemukan penderita KLB, kami telah nyatakan KLB, apalagi ini jumlahnya mencapai 12 kasus. Namun hingga kini tidak ada korban jiwa," imbuhnya.

Difteri tergolong penyakit dengan klasifikasi cukup berbahaya. Apabila tidak segera ditangani akan beresiko pada kematian terhadap penderita. Dinas Kesehatan segera melakukan berbagai upaya tatkala pertama kali menemukan kasus ini, terutama tindakan preventif (pencegahan) penyebaran dan penularan penyakit itu. "Kami juga telah menurunkan petugas ke lapangan dengan memeriksa warga yang ditemukan pasien kasus difteri," sebut Ratu.

Dinas Kesehatan belum dapat mengetahui persis penyebab pasti sumber difteri meski telah memeriksa pasien maupun warga di sekitar lingkungan penderita. "Kalau kita temukan maka semua anggota keluarganya harus segera diimunisasi," jelas Ratu. Dinas Kesehatan akan terus memastikan sumber difteri dengan melakukan pemeriksaan rutin ke setiap wilayah.

Sumber : Nag Radar Bogor

Pilkades Kecewakan Warga

Diposting oleh Asep Moh. Muhsin | 04.57 | | 0 komentar »

CianjurNEWS (22/12 ) Buntut dari ketidakpuasan terhadap hasil pemilihan kepala desa (pilkades), sejumlah warga Desa Sukakerta Kec. Kadupandak Kab. Cianjur mendatangi kantor kecamatan, Jumat (21/12). Mereka menduga telah terjadi kecurangan dilakukan panitia pilkades. Oleh karena itu, pelaksanaan pilkades diminta agar diulang.

Salah seorang tokoh masyarakat setempat Sunardi (40) mengungkapkan, dalam pilkades yang telah berlangsung beberapa hari lalu, diduga telah terjadi kecurangan. Hal itu terungkap saat sejumlah warga mendapati adanya kartu suara telah dibagikan panitia sebelum hari H pencoblosan. Temuan itu membuat warga curiga dan menduga ada permainan dalam pelaksanaan pilkades.

"Sesuai dengan aturan, harusnya tidak boleh membagikan kartu suara sebelum waktu pencoblosan. Kami atas nama warga Desa Sukakerta tidak menerima dengan dugaan terjadinya pada pilkades ini. Jadi kami ingin diulang lagi," ujarnya.

Dia meminta Pemkab Cianjur bisa menindaklanjuti seputar adanya dugaan kecurangan yang terjadi pada pilkades di daerahnya. Apabila panitia pilkades maupun pemerintah tidak bisa memfasilitasi melaksanakan pilkades kembali, warga akan melakukan aksi susulan.

Kapolsek Kadupandak AKP Haryanto membenarkan adanya sejumlah warga mendatangi Kantor Kecamatan Kadupandak. Namun, kedatangan warga ke kantor kecamatan itu, bukan merupakan aksi unjuk rasa. Warga datang untuk melakukan musyawarah dengan pihak panitia pilkades. Dalam pertemuan itu dibahas seputar adanya dugaan penyimpangan pada pilkades.

"Kami selaku aparat hukum, bersama unsur muspika setempat berupaya memfasilitasi aspirasi warga. Suasana pertemuan kondusif, para panitia pilkades hadir juga," katanya.

Mengenai adanya keinginan warga untuk mengulang pilkades, Asisten Daerah (Asda) I Bidang Pemerintahan Setda Pemkab Cianjur, Ade Sanoesi mengatakan pihaknya tidak mungkin memenuhi keinginan tersebut. Alasannya selain terbentur kepada anggaran yang harus disediakan pemerintah, tentunya harus pula ada dasar kuat yang memiliki kekuatan hukum

Sumber : Yusuf Aji -PR

CianjurNEWS (22/12) Para Camat dan Kepala Dinas Bagian Lembaga Kantor (Kadibaleka)) ramai-ramai memotong hewan kurban sapi dan domba pada Idul Adha 1428 H di halaman Parkir Pemkab Cianjur, Jabar, Jumat (21/12).
Hewan kurban yang dipotong terdiri dari sapi sebanyak enam ekor dan dua ekor domba atas nama 30 camat, dan satu ekor sampai atas nama para asda (Asisten Daerah). Sebelumnya, Kamis (20/12) sebanyak dua ekor sapi kurban dari Bupati Cianjur, beserta keluarga dan satu ekor sapi dari Dinas Bina Marga, yang dipotong di halaman Masjid Agung.
Ketua Panitia Kurban Idul Adha, Dedi Purwadji, S Ip, menjelaskan, daging kurban dari para camat dan kepala Dibaleka, dibagikan kepada 1.500 tukang becak, delman, dan petugas kebersihan yang ada di seputar kota Cianjur, masing-masing memperoleh 1 kg.
Kegiatan kurban yang dilaksanakan para camat dan Dibaleka di halaman Pemkab, untuk menggugah setiap kepala Dibaleka, sehingga pada tahun depan lebih banyak lagi kepala Dibaleka atau para pejabat yang berkurban Itu tujuan intinya, kenapa dilaksanakan pemotongan hewan di halaman Parkir Pemkab, ujar Dedi.
Ketika berlangsung pembagian daging kurban, sempat diwarnai aksi ketidakpuasan dari warga masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar Komplek Pemkab Cianjur, karena mereka tidak kebagian daging kurban tersebut Kenapa kami tidak diberi, kami juga miskin, tolong sampaikan kepada bupati, kata salah seorang warga.
Mereka pun pulang dengan tanpa, karena keputusan panitia daging kurban tersebut, hanya untuk para tukang becak, delman, dan petugas kebersihan. Namun mereka dijanjikan oleh Ketua Panitia Kurban, Dedi Purwadji, akan diberi jika semua tukang becak, delman, dan petugas kebersihan sudah kebagian.

Sumber : Man Suparman - Pelita

PPK Boikot Pilgub Jabar

Diposting oleh Asep Moh. Muhsin | 06.12 | | 0 komentar »

CianjurNEWS(21/12)Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Kabupaten Cianjur menyatakan akan memboikot pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2008 dengan alasan prihatin terhadap intervensi pemerintah Provinsi Jabar.

"Hasil rapat forum PPK secara tegas menyatakan sepakat untuk memboikot Pilgub Jabar karena pemerintah Provinsi Jawa Barat dianggap telah mencederai independensi KPUD," tegas M Ridwan pengurus PPK Kecamatan Cianjur kepada Radar, kemarin. Ridwan menilai surat pengunduran pelaksanaan tahapan Pilgub yang diterima KPUD Cianjur dan PPK telah melecehkan institusi pelaksana pemilihan umum. Pasalnya, pengunduran terkesan disengaja dan ditumpangi kepentingan.

"Kok bisa-bisanya setelah mundur, maju dan kembali mundur. Itu akan mengganggu aktivitas yang telah kita kerjakan. Dengan adanya surat pengunduran tersebut secara otomatis pemutakhiran data menjadi terhenti,” ujar Ridwan. Ketua KPUD Cianjur Choirul Anam MZD yang dihubungi pun menegaskan akan mengabaikan surat edaran (SE) dari Dirjen Otonomi Daerah Departemen Dalam Negeri (Depdagri) terkait pengunduran proses Pilgub Jabar.

Choirul mengaku, meski surat itu sudah diterima KPUD satu pekan ini, namun tidak serta merta akan menghentikan proses pemutakhiran data oleh PPK dan PPS (Panitia Pemungutan Suara). "Saat ini semua anggota PPK dan PPS telah dilantik dan bekerja sesuai dengan Undang-Undang," tegasnya. Deadline pemutakhiran data pemilih oleh KPUD harus selesai pada 8 Januari 2008. Sementara itu honor PPK dan PPS juga menjadi pertimbangan utama yang harus diperhatikan.

"Setelah dilantik mereka langsung bekerja, namun hingga kini belum mendapatkan honor sepeserpun," imbuhnya. Honor dua bulan PPK dan PPS serta Panitia Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP), menurut Choirul, terhitung sejak November 2007 hingga saat ini dibutuhkan anggaran senilai Rp 1,2 miliar. "Kami meminta dan mendesak Gubernur Jawa Barat untuk segera membayar honor tersebut terhitung sejak November 2007," desaknya.

Choirul mengingatkan, ketidaksanggupan KPUD melaksanakan Pilgub apabila tuntutan-tuntutan tersebut tidak segera dipenuhi oleh Pemprov Jabar. Dia pun mengancam akan mendatangi DPRD Cianjur untuk menyampaikan aspirasinya. "Rencananya Kamis (27/12) depan kami akan datang ke dewan untuk menyampaikan aspirasi ini," ujar Choirul

Sumber : Nag Radar Bogor

Menegpora Kecam Kampanye Kondom

Diposting oleh Asep Moh. Muhsin | 05.29 | | 0 komentar »

CianjurNEWS(19/12) Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menegpora) Adhiyaksa Dault mengecam keras adanya kampanye kondom yang saat ini sedang marak di berbagai media massa.

Sebab, dengan adanya kampanye tersebut, dia menilai akan terjadi dorongan terhadap generasi muda di Indonesia melakukan seks bebas. ”Hal ini sama saja dengan mendukung terjadinya perzinahan. Kalaupun dalih kampanye kondom ini untuk mengantisipasi bahaya penyebaran AIDS, bukan dengan melakukan kegiatan tersebut. Namun, yang harus dibenahi adalah akhlak para generasi muda itu sendiri,” tegas Adhiyaksa di gedung serba guna As-Sakinah, Kab Cianjur,kemarin.

Dia menambahkan, terjadinya beberapa kasus yang melibatkan para generasi muda diakibatkan masih lemahnya pemahaman akhlak di kalangan mereka. ”Menurut data Badan Narkotika Nasional (BNN), setiap tahun tercatat sekitar 15.000 remaja di Indonesia meninggal akibat penyalahgunaan narkoba. Artinya,ada sekitar 40 orang remaja Indonesia tewas dalam sehari,” jelas dia.

Dia pun mengungkapkan kekhawatirannya terhadap adanya penilaian bahwa negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, akan mengalami kehancuran pada era globalisasi. Hal ini, lanjut dia, disebabkan terfokusnya negara-negara berkembang tersebut terhadap industri, investasi, individu, dan informasi.

Dia juga mendukung terobosan Pemkab Cianjur dalam menggulirkan program mentoring kepada para pelajar untuk membina akhlakul karimah, yang merupakan visi dan misi Kab Cianjur saat ini.Dia mengaku akan menyampaikan program mentoring tersebut kepada Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) untuk diikuti kota/kab lain di Indonesia.

Sumber : Benny Bastiandy

Kiriman Uang TKI Capai 2 Miliar/Hari

Diposting oleh Asep Moh. Muhsin | 05.27 | | 0 komentar »

CianjurNEWS(19/12) Jumlah kiriman uang transfer Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Cianjur menjelang Hari Raya Idul Adha 1428 Hijriyah kali ini mencapai Rp 2 miliar/hari. Peningkatan itu dua kali lipat dibandingkan dengan hari biasanya yang hanya mencapai Rp 800 juta/hari.

Pimpinan Kantor BNI Cabang Cianjur Suhendi mengungkapkan, kiriman transfer uang TKI menjelang hari besar Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha kerap terjadi peningkatan. Pasalnya, banyak keluarga TKI yang meminta transferan untuk membeli kebutuhan hari raya.

"Kiriman transfer TKI meningkat hingga dua kali lipat dari hari biasanya. Pada hari biasa, paling tinggi kiriman hanya mencapai Rp 800 juta/hari, saat menjelang Idul Adha, bisa mencapai Rp 1,5 miliar hingga Rp 2 miliar/hari," kata Suhendi kepada wartawan, kemarin.

Meski menjelang Idul Adha kali ini nilai kiriman uang mengalami peningkatan, namun, bila dibanding Idul Fitri, nilainya lebih rendah. "Idul Fitri lalu jumlah kiriman uang dari para TKI ke Cianjur dalam sehari bisa mencapai Rp 3 miliar," terangnya.

Dia mengungkapkan, meningkatnya pengiriman uang TKI yang masuk melalui BNI hanya terjadi sesaat. "Uang itu hanya beberapa saat saja singgah di rekening BNI. Biasanya langsung ditarik oleh keluarga TKI tanpa diendapkan terlebih dahulu," paparnya.

Suhendi menyebutkan, faktor lain yang menyebabkan penarikan uang tersebut, keluarga TKI berdalih jauhnya jarak tempuh antara tempat tinggal mereka dan lokasi bank cukup jauh. "Pertimbangan itulah yang sering dijadikan alasan untuk menarik semua uang kiriman dari TKI yang masuk ke rekening BNI," ungkapnya.

Dia berharap, kepada para TKI yang akan mengirimkan uangnya melalui rekening BNI, agar memberitahukan kepada keluarganya untuk tidak mengambil seluruh uang kiriman tersebut. Selain itu, keluarga juga harus memahami jika para pegawai BNI juga harus bekerja ekstra.

Sumber : Nag Radar Bogor

CianjurNEWS(19/12) Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menpora) Adhyaksa Dault mengaku salut dengan terobosan pemerintah Kabupaten Cianjur dalam menggulirkan program mentoring kepada para pelajar tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dibina akhlakulkarimah.

"Saya akan upayakan program mentoring ini bisa masuk dalam program nasional dan pilot projek. Dengan adanya program ini berarti kita tidak perlu mengeluarkan anggaran yang sangat besar dalam memberantas narkoba yang melibatkan generasi muda, tetapi kita berikan mentoring akhlakulkharimah seperti ini. Saya salut dengan Pemkab Cianjur," kata Menpora saat memberikan orasi ilmiah dalam acara Apel Akbar Mentoring Pelajar SMA se Kabupaten Cianjur di Gedung Serba Guna (GSG) As Sakinah, Cianjur, kemarin.

Dia menyatakan, akan menyampaikan program mentoring tersebut kepada Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), untuk diikuti oleh kabupaten lainnya di Indonesia."Saya akan upayakan program ini bisa diikuti oleh kabupaten lainnya, nanti akan saya sampaikan juga ke Mendiknas," ujarnya.

Bupati Cianjur H Tjetjep Muchtar Soleh dalam sambutanya mengatakan, program mentoring yang dilaksanakan Pemkab Cianjur melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan itu, melibatkan 300 orang pelajar SMA se Kabupaten Cianjur. Namun, berkat pembinaan selama mentoring, para siswa mampu mengajak siswa yang lain sehingga berjumlah 900 siswa.

"Program ini merupakan salah satu upaya dalam mengimplementasikan visi dan misi Kabupaten Cianjur yang lebih cerdas, sehat, sejahtera, dan berakhlakulkharimah," kata bupati.

Bupati mengaku, implementasi akhlakulkharimah itu bisa terwujud berkat kerja keras semua pihak, termasuk para pelajar. Harapan lebih jauh, para pelajar bisa mengejawantahkannya kepada pelajar lainnya.

Pihaknya telah berupaya semaksimal mungkin dalam mendorong sektor pendidikan. Diantaranya dengan memberikan porsi lebih terhadap anggaran pendidikan pada tahun 2007. Selain menuntaskan wajar dikdas 9 tahun, perbaikan sarana dan prasarana, mentoring kepada para pelajar menjadi salah satu program itu.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur Hidayat Atori, peserat mentoring itu diikuti sebanyak 37 siswa pelajar SMA se Kabupaten Cianjur. Sebelumnya 300 siswa tersebut diberi pendidikan mentoring tingkat dasar pada 25-27 September 2007 yang dipusatkan di Hotel Lembah Pinus Cipanas Cianjur.

Setelah mereka kembali ke sekolah masing-masing, saat ini yang mengikuti apel akbar mentoring jumlahnya menjadi 900 orang. "Setelah mereka melakukan mentoring dilingkungan sekolah masing-masing dari bulan Oktober-Desember, akhirnya bisa mengajak dua siswa untuk bergabung dalam kegiatan ini," jelasnya.

Sumber : (nag)