Puncak kekesalan peserta berujung kericuhan dan mereka kemudian mengungkapkan unek-uneknya kepada panitia. Seminar pun hanya berjalan dua jam.
Seminar yang mengambil tema 'Implikasi Penerapan Permendiknas Tentang Sertifikasi Terhadap Peningkatan Profesionalisme Pendidikan' itu diselenggarakan Badan Musyawarah Pengawas Sekolah/Madrasah (BMPTSM) Nasional.
Kericuhan terjadi saat materi disampaikan Direktur Profesi Pendidik Ditjen PMPTK Depdiknas H Achmad MM MPd. Ketika sesi tanya jawab, para guru mempertanyakaan panitia tentang peserta seminar yang tidak tertampung di luar gedung. Kapasitas gedung hanya 600 orang sedangkan peserta mencapai 4.000 orang.
Achmad kemudian menjadi sasaran pertanyaan dari peserta yang tidak tertampung. Tidak ingin disalahkan, Achmad mengaku tidak tahu karena kapasitasnya hanya sebagai pembicara dan bukan panitia.
Saat itu juga Achmad langsung meninggalkan ruangan meski materi yang disampaikan belum usai. Keputusan itu memantik emosi peserta sehingga kericuhan semakin tak terkendali. Bahkan ada peserta yang melempar microphone.
"Kami merasa dilecehkan oleh pihak panitia. Kami juga menuntut pertanggungjawaban dari pihak panitia atas kejadian yang memalukan ini," protes Asep Wahidin, peserta seminar yang merupakan guru MIN (Madrasah Ibtidaiyah Negeri) Saganten Sindangbarang, Cianjur selatan.
Tak lama kemudian panitia datang dan langsung berdialog dengan peserta seminar. Pertemuan tetap berlangsung tegang dan peserta menuding panitia tidak profesional menyelenggarakan acara dengan tidak membatasi jumlah peserta.
Peserta seminar juga menuntut agar hak-haknya dipenuhi seperti makalah, sertifikat dan tempat yang bisa menampung. Mereka pun meminta seminar harus diulang. "Kami telah dimintai uang sebagai peserta senilai Rp50.000 per orang," ujar Asep.
Sementara itu Kapolsek Karangtengah AKP S Lubis mengaku belum menerima surat izin penyelenggaraan dari panitia seminar. "Saya tidak pernah diberi izin ada seminar ini. Mungkin izin langsung ke Polres sedangkan saya juga baru mengetahuinya sekarang," aku Lubis saat ditemui di lokasi seminar.
Staf Data dan Informasi PPPPTK Pertanian (Vedca) Cianjur Donny M pun mengatakan pihak Vedca tidak ikut bertanggung jawab atas kericuhan itu karena Vedca hanya menyewakan tempat.
0 komentar
Posting Komentar