Jalan penghubung Cianjur utara dan delapan kecamatan di Cianjur selatan itu mengakibatkan mobilitas warga yang biasa melintasi jalan tersebut terancam lumpuh. Posisi jalan dengan lebar 5 meter itu berada di titik 80 kilometer dari arah Cianjur kota.
Sekarang jalan itu hanya bisa dilalui kendaraan roda dua sementara angkuatan umum (angkum) masih bisa dipaksakan tapi cukup berbahaya. Belum ada perbaikan terhadap jalan yang ambrol itu.
Warga setempat menyebut longsor tejadi dua hari sebelum hari pemilihan gubernur Jawa Barat (13/4). Peristiwa pada malam hari ketika lokasi sekitar diguyur hujan lebat. Kondisi yang tanah yang labil merupakan salah satu potensi utama hingga badan jalan ambrol pada kedalaman 15 meter.
"Di daerah tersebut memang rawan longsor bahkan sudah beberapa kali terjadi peristiwa yang sama," tutur Ahmad (42) warga setempat kepada Radar, kemarin.
Kecamatan yang mengalami gangguan berupa penurunan mobilitas arus kendaraan di sekitarnya yakni Tanggeung, Cijati, Agrabinta, Leles, Cibinong, Sindang Barang, dan Cidaun. Penjualan hasil bumi menuju wilayah Cianjur kota menjadi terganggu karena khawatir kendaraan terjerumus ke jurang.
Pantauan Radar dan Tagana Cianjur, Pemkab Cianjur sampai saat ini belum melakukan upaya perbaikan. Di lokasi longsoran hanya terlihat beberapa warga dan kader Tagana setempat yang berusaha mengatur arus kendaraan.
0 komentar
Posting Komentar