Deni Krisman (30) keluarga pasien membenarkan kasus tersebut dan menyayangkan kejadian ini. "Semestinya pemberian obat salah tidak harus terjadi, apalagi oleh seorang petugas apotik, itu akan sangat membahayakan dan nyawa taruhannya," ujar Deni kesal, kemarin.
Sesuai resep dokter, obat tersebut seharusnya diberikan bagi pasien penderita gratistis (lambung). Namun, malah sebaliknya diberikan pada saudaranya yang mengalami penyakit lain. Obat yang diberikan berbeda dengan yang tertuang dalam resep medis, terlihat dari jenis serta kandungannya.
Menurut Deni, saat pihak keluarga mengonfirmasi ke oknum petugas Apotik MF, yang bersangkutan tidak mengaku bersalah dan hanya menanggapi dingin. "Oknum pegawai apotik itu tidak kooperatif menanggapi keluhan kami. Kami tidak memasalahkan biaya obat tersebut, namun sangat disayangkan dengan tindakannya," keluh Deni.
Deni berharap ada tidakan tegas dari Direktur RSUD Cianjur terhadap oknum pegawai Apotik MF dan menginginkan peristiwa serupa tidak terulang.
Direktur RSUD Cianjur dr Suranto yang dikonfirmasi berjanji akan segera memanggil dan menegur oknum pegawai dan pimpinan koperasi (Apotik MF, red) terkait kecerobohan dalam pemberian obat kepada pasien. Dia pun menegaskan semua keluhan pasien akan ditindaklanjuti. "Kita akan kumpulkan dulu bukti-bukti yang selanjutnya akan dilakukan pembinaan terhadap semua pegawai," janji Suranto kepada wartawan.
Pihak rumah sakit akan segera meneliti obat tersebut, apakah kandungan obat sama atau tidak karena kadangg kandungan obat sama tapi pabrik pembuat berbeda. "Hal ini bisa memungkinkan manajer akunting mengganti obat tersebut. Misalnya, oleh medis direkomendasikan jenis obat A buatan pabrik A, namun ternyata di apotik obat yang dimaksud tidak ada, yang ada misalnya obat B buatan pabrik B dengan isi kandungan sama," terang Suranto.
Sementara itu saat akan dikonfirmasi mengenai permasalahan tersebut, Kepala Apoteker RSUD Cianjur sedang tidak berada di tempat. "Bapak sedang ke Bandung," ujar Asisten Apoteker MF, Ganjar kepada koran ini.
Sumber : Nang Rustandi - Radar Bogor
0 komentar
Posting Komentar