Menurut Dudy, para polisi tidak bisa berbuat banyak mengantisipasi banyaknya kecelakaan lalu lintas. Selain jumlah personel yang terbatas, pengetahuan soal lalu lintas di masyarakat pun sangat kurang, ujar politisi muda kelahiran Cianjur 37 tahun silam ini.
Dudy mengaku pengetahuan lalu lintas diperolehnya saat masih duduk di sekolah menengah pertama. Itu pun, kata dia, hanya pengetahuan yang singkat dan sangat umum. Waktu itu, kenang Dudy, dia pernah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Patroli Keamanan Sekolah. "Latihannya di polres," kata dia.
Untuk itu, anggota Fraksi Partai Golongan Karya ini menyarankan agar pengetahuan dasar lalu lintas dikenalkan kepada anak-anak sejak dini. Hal tersebut, kata Dudy, untuk menumbuhkan kesadaran terhadap pentingnya disiplin lalu lintas. "Kalau tidak dilakukan seperti itu, masyarakat tetap akan awan terhadap cara berlalu lintas dengan baik," ujarnya.
Salah satu cara yang harus dilakukan saat ini, menurut Dudy, melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah dasar. Bahkan, kalau perlu, materi pendidikan dasar lalu lintas bisa dimasukkan sebagai mata pelajaran dalam kurikulum muatan lokal (mulok). "Sasarannya adalah anak usia sekolah dasar. Untuk itu, saya akan mengajak pihak Polres Cianjur dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Cianjur untuk bertemu dan membahasnya," tandas Dudy.
Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap pengetahuan lalu lintas, menurut Dudy, berdampak pula pada pola pikir dan perilaku. Salah satu contoh, katanya, soal tertib administrasi dalam berlalu lintas. "Masih ada yang suka ngambek kalau ditilang gara-gara tidak punya surat-surat kendaraan. Padahal, kalau mengerti masalah lalu lintas, surat-surat kendaraan itu kan bagian dari aturan berlalu lintas," ujarnya.
0 komentar
Posting Komentar