KUNJUNGI WEBSITE RESMI CIANJUR NEWS (CN) DI WWW.CIANJURNEWS.COMIIKUTI DIKLAT BLOG UNTUK GURU YANG DILAKSANAKAN OLEH WSI KERJASAMA TELKOM DAN CBC, BERTEMPAT DI PT. TELKOM CIANJUR MULAI TANGGAL 6 APRIL S.D 28 MEI 2008 ,PENDAFTARAN GRATIS, DAFTAR KE : SMK ISLAMIYAH SAYANG JL. PROF. MOH YAMIN NO. 110 SAYANG CIANJUR KONTAK PERSON : 08156309231

Barang Rongsokan Sumber Rezeki

Diposting oleh Asep Moh. Muhsin | 06.44 | | 0 komentar »

CianjurNEWS(26/2) BARANG rongsokan atau barang bekas, bahkan sampah saat ini sudah menjadi komoditas. Banyak orang bergelimpangan kekayaan berkat barang yang menjijikan ini. Orang pun beramai-ramai menggantungkan hidupnya pada sampah ini. Tidak saja di perkotaan yang banyak memproduksi sampah, di perkampungan pun banyak orang tertarik pada urusan sampah ini, seperti yang dilakukan H. Eyep, warga KP. Tarigu, Ds. Sindanglaya, Kec. Cipanas.

Ayah delapan anak ini sekarang kehidupan ekonominya cukup mapan berkat barang menjijikan ini. “Selama 30 tahun saya menggeluti usaha rongsokan ini, dan sekarang Alhamdulillah telah menikmati hasilnya,” tutur Eyep, di rumahnya.

Tetapi tentu keberhasilan mendongkrak ekonomi keluarganya ini tidak dilakukan sekaligus. Eyep bekerja keras. Bahkan pada awalnya ia sebagai pemulung yang keluar masuk kampung menghimpun barang rongsokan atau sampah yang sekiranya bisa jadi duit.

Pahit getir harus menahan rasa malu dirasakan Eyep saat itu. Demi menafkahi keluarganya seringkali ia jadi sorotan mata curiga warga kampung yang dimasukinya. “Sebagai manusia tentunya ada perasaan malu sebagai pemulung barang rongsokan, tapi apa boleh buat, kebutuhan ekonomi keluarga harus saya penuhi,” ujarnya.

Perjuangan yang dilakoni Eyep sebagai tukang lektut alias ngengelek barang butut rupanya membuahkan hasil. Transaksi yang dilakukannya dengan bandar barang rongsokan dipahaminya. Munculah keinginan tidak lagi sebagai pemulung, melainkan sebagai pengumpul atau bandar. Dengan mengontrak tanah pada tetangganya, ia menghimpun barang bekas di sana, hasil pembelian dari para pemulung lain.

Hasilnya lumayan. Bahkan kemudian ia bisa menunaikan ibadah haji berkat barang bekas atau rongsokan ini. “Boleh jadi orang menganggap hina kepada tukang lektut. Tapi bagi saya sama sekali tidak. Usaha apa pun sama saja, yang penting rajin, tekun, dan halal,” pungkasnya

Sumber :
H. An-an Fauzi

0 komentar