Penegasan itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kab. Cianjur Hj. Ratu Try Yulia didampingi Wakadinkes H. Dedih Rudiana, beserta rombongan saat menjenguk pasien balita yang menderita gizi buruk yang dirawat di RSUD Cianjur, Selasa (4/3).
Kedatangan rombongan Dinkes, didampingi pula Direktur RSUD Cianjur Suranto serta Kepala Kantor Infokom Sudrajat Laksana.
Pada kesempatan tersebut, rombongan menyempatkan diri berbincang-bincang dengan Siti Aminah (23) warga Kampung Tegal Waru RT 01 RW 05 Desa Padamaju, Kec. Tanggeung, Kab. Cianjur yang sedang menunggui anaknya Muhamad Mulki (2,8) penderita gizi buruk, di ruang aromanis RSUD Cianjur.
Dedih mengungkapkan, balita yang mengalami gizi buruk di Kab. Cianjur, saat ini jumlahnya diperkirakan mencapai 2.670 tersebar di 30 kecamatan. Hampir 70 persen balita gizi buruk itu disebabkan faktor ekonomi orang tuanya sehingga tidak mampu memberikan makanan tambahan sesuai standar. Umumnya penderita gizi buruk yang mendapat penanganan medis di RSUD, disebabkan adanya faktor penyakit lain yang diderita balita, seperti paru-paru atau jenis penyakit lainnya.
Dari Bekasi diperoleh data, 735 balita mengalami gizi buruk. Jumlah itu sekitar 0,46 persen dari keselurahan balita di Kota Bekasi yakni 177.059 jiwa. Angka itu sulit sekali untuk diturunkan.
"Banyak faktor yang memengaruhi keberadaan penderita gizi buruk. Bahkan angka ini sudah mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai 794 balita yang mengalami gizi buruk," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Anne Nurcandrani.
Data terakhir di Dinkes Kota Bekasi, jumlah 735 balita bergizi buruk itu berdasarkan bulan penimbangan pada Agustus 2007. Penderita gizi buruk itu tersebar di 12 kecamatan di Kota Bekasi.
0 komentar
Posting Komentar