KUNJUNGI WEBSITE RESMI CIANJUR NEWS (CN) DI WWW.CIANJURNEWS.COMIIKUTI DIKLAT BLOG UNTUK GURU YANG DILAKSANAKAN OLEH WSI KERJASAMA TELKOM DAN CBC, BERTEMPAT DI PT. TELKOM CIANJUR MULAI TANGGAL 6 APRIL S.D 28 MEI 2008 ,PENDAFTARAN GRATIS, DAFTAR KE : SMK ISLAMIYAH SAYANG JL. PROF. MOH YAMIN NO. 110 SAYANG CIANJUR KONTAK PERSON : 08156309231

CianjurNEWS(11/4) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur dinilai kurang memperhatikan para penarik delman dan becak yang mangkal di wilayah kota Cianjur. Harga sembilan bahan pokok yang meroket tinggi, membuat penarik angkutan tradisonal tersebut mengeluh. Ditambah persaingan dengan para pengendara ojek dan angkutan umum kota (angkot) yang semakin kompetitif. Menurut data yang dihimpun Radar, jumlah penarik becak di Cianjur mencapai 1500 becak dan 500 delman. Mereka mangkal tersebar di wilayah kota Cianjur, meliputi Jalan Shanghai, Jalan Pangeran Hidayatullah, Jalan HOS Cokroaminoto-Mangunsarkoro serta Pasar Induk Cianjur.

Dulloh (56) penarik Delman yang mangkal di Shanghai mengatakan, usaha yang digeluti hampir 20 tahun itu tidak membuat penghasilannya bertambah. Penghasilannya menurun drastis hingga 50 persen dalam lima tahun terakhir.

Dia mengaku, pada 2003 setiap hari meraup penghasilan sebesar Rp50 ribu. "Sedangkan saat ini satu hari dapat membawa uang Rp25 ribu. Uang tersebut belum untuk biaya sehari-hari, perawatan delman dan lain-lain. Kalau dihitung-hitung total bersih yang dibawa ke rumah Rp 9 ribu," keluhnya.

Dia menyebutkan, dengan jumlah uang itu hanya bisa memberi makan anak istri. Itu pun sangat kurang, sebab harga bahan pokok saat ini tinggi. "Kami tidak bisa berbuat banyak. Hanya bisa meratapi nasib ini dan berharap dari Pemkab Cianjur ada perhatian yang serius kepada nasib kami," tuturnya.

Keluhan juga dilontarkan Mulyadi S (61) penarik Becak di Pasar Induk Cianjur. Dia mengaku, penghasilan tidak seperti dulu. Pada tahun–tahun sebelumnya penghasilan satu hari bisa membeli berbagai keperluan yang cukup, termasuk biaya pendidikan dan kesehatan. Sedangkan saat ini hanya bisa untuk makan saja.

Warga Kelurahan Pamoyanan ini menambahkan, para tukang becak merasa ketakutan dengan persaingan kendaraan modern. Hal itu diakui, karena setiap hari tingkat pengguna becak mengalami penurunan.

"Kalau seperti ini terus ditakutkan, para tukang becak akan guling tikar. Kalau ini tejadi, saya tidak memiliki pekerjaan yang lain," ujar bapak lima anak ini.

0 komentar