KUNJUNGI WEBSITE RESMI CIANJUR NEWS (CN) DI WWW.CIANJURNEWS.COMIIKUTI DIKLAT BLOG UNTUK GURU YANG DILAKSANAKAN OLEH WSI KERJASAMA TELKOM DAN CBC, BERTEMPAT DI PT. TELKOM CIANJUR MULAI TANGGAL 6 APRIL S.D 28 MEI 2008 ,PENDAFTARAN GRATIS, DAFTAR KE : SMK ISLAMIYAH SAYANG JL. PROF. MOH YAMIN NO. 110 SAYANG CIANJUR KONTAK PERSON : 08156309231

Mengharap Cibodas Dibuka Lagi

Diposting oleh Asep Moh. Muhsin | 17.04 | | 0 komentar »

CianjurNEWS(12/11) SUASANA sejuk dan tenang langsung menyergap saat memasuki pintu gerbang masuk Kebun Raya Cibodas di Desa Cimacan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur. Bahkan, suasana tenang ini bukan hanya terasa di dalam lingkungan kebun raya, tetapi terasa pula sejak memasuki areal wisata tersebut.

Kebun Raya Cibodas saat ini memang statusnya ditutup sementara dari kunjungan umum. Penutupan dilakukan sejak 1 November 2007 dengan dalih penataan konservasi dan pendataan koleksi tanaman. Namun, persoalan sebenarnya diduga adalah silang sengketa soal pintu gerbang masuk dan areal parkir antara Gerakan Pramuka Kwarcab Cianjur dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Permasalahan yang meruyak seputar penutupan Kebun Raya Cibodas, saat ini masih dalam proses pembicaraan para pengambil kebijakan. Sampai kapan Kebun Raya Cibodas tertutup untuk masyarakat umum, belum ada kepastian. Meskipun pada pertemuan yang diadakan di DPRD Kab. Cianjur, beberapa waktu lalu, pihak LIPI berjanji bahwa penutupan sementara hanya dilakukan selama seminggu hingga sebulan, namun hingga kini belum ada tanda-tanda jika objek wisata primadona di Cianjur tersebut segera dibuka kembali.

Kepala UPT Balai Konservasi Kebun Raya Cibodas, Didik Widyatmoko, menjelaskan, dasar dibukanya kembali Kebun Raya Cibodas mengacu pada perjanjian kerja sama (memorandum of understanding) antara LIPI dan Pemerintah Kab. Cianjur. Masalahnya, kata dia, draf naskah MoU tersebut saat ini masih dalam proses pemeriksaan di tingkat pimpinan LIPI di Jakarta.

Rencananya, jelas Didik, jika draf MoU tersebut sudah disetujui LIPI, akan diserahkan kepada Pemkab Cianjur untuk dibahas dan disepakati bersama. "Perjanjian kerja sama yang sudah disepakati kedua belah pihak itulah yang akan menjadi dasar pembukaan kembali Kebun Raya Cibodas," tutur Didik.

Bagi pihak pengelola Kebun Raya dan Pemkab Cianjur, masalah ini dianggap tuntas sampai di situ. Nyatanya, tidak demikian bagi pihak lain, yakni para pedagang di Pasar Wisata Cibodas. Selama ini hampir seluruh aktivitas mereka sangat bergantung pada keberadaan Kebun Raya Cibodas. Buktinya, ketika Kebun Raya Cibodas ditutup, aktivitas di Pasar Wisata Cibodas nyaris mati. Padahal, tidak kurang dari 900 pedagang menggantungkan nasib pada kebun raya ini.

Saat ini, ratusan kios milik pedagang yang berada di sekitar lokasi kebun raya tampak lengang dan sepi. Satu-dua kios yang menjual kerajinan tangan untuk oleh-oleh mencoba tetap buka. Akan tetapi, lantaran tidak ada pengunjung yang datang, kios-kios tersebut sepi.

Di lokasi Kebun Raya Cibodas, suasana sepi dan lengang lebih kentara. Aktivitas yang ada di areal seluas sekitar 125 hektare tersebut, hanya dilakukan oleh para petugas dan karyawannya. Alih-alih disebutkan sedang dalam proses penataan konservasi dan pendataan koleksi tanaman, yang terlihat malah para karyawan yang sedang duduk-duduk sambil ngobrol atau memperbaiki kendaraan operasional di bengkel.

Demikian pula para pedagang yang mendapat izin berjualan di beberapa lokasi di dalam Kebun Raya Cibodas saat ini sudah menutup lapak-lapak tempat mereka berdagang. Bangunan yang berada di pinggir lapangan utama yang biasanya ditempati pedagang pun tampak sepi.

Lokasi-lokasi yang selama ini menjadi favorit para wisa- tawan seperti rumah kaca, taman sakura, taman lumut, bunga bangkai, dan lain-lain, sangat sepi dan lengang. Taman lumut dan bunga bangkai yang sehari-hari selalu terbuka, saat ini dalam keadaan digembok.

Para pedagang sempat meminta LIPI membatalkan penutupan Kebun Raya Cibodas. Hasilnya, pada pertemuan yang dilakukan di Gedung DPRD Kab. Cianjur, mereka mendapatkan secercah harapan karena penutupan hanya dilakukan secara sementara antara seminggu hingga sebulan.

Berdasarkan hasil kesepakatan waktu itu, penutupan sampai batas waktu yang tak ditentukan oleh LIPI diubah menjadi penutupan sementara. Hal tersebut cukup menjadi penyejuk emosi bagi ratusan pedagang Pasar Wisata Cibodas. Para pedagang itu pantas cemas, karena tempat sehari-hari mencari penyambung hidup mereka, ditutup sampai batas yang belum ditentukan.

Janji bahwa pihak LIPI akan membuka kembali Kebun Raya Cibodas tersebut, disampaikan langsung oleh Ketua DPRD Kabupaten Cianjur, Drs. H. Ade Barkah Surahman, M.Si., kepada ratusan pedagang yang hadir di Gedung DPRD. "Tak perlu diperdebatkan atau dipersoalkan kembali, saya tegaskan bahwa Kebun Raya Cibodas hanya ditutup sementara selama satu bulan untuk kepentingan penataan konservasi," ujar Ade.

Ada getaran-getaran emosional saat wakil rakyat dari Fraksi Partai Golkar tersebut mengumumkan keputusan tersebut. Sorak dan tempik kegembiraan sekitar 500 pedagang yang menyambutnya membuat Ade Barkah bergeming. "Baru pertama kali ini saya merasa grogi berbicara di hadapan ratusan orang. Awalnya agak sangsi juga untuk meyakinkan mereka, tapi saya kemudian yakin bahwa keputusan yang sudah diambil demi kepentingan para pedagang," tutur Ade sambil menyeka titik keringat di pucuk hidungnya.

Walhasil, mulai hari Kamis (1/11), Kebun Raya Cibodas resmi ditutup sementara. Keputusan tersebut disepakati setelah dilakukan pertemuan antara LIPI sebagai pengelola Kebun Raya Cibodas dan Pemkab Cianjur serta Gerakan Pramuka Kwarcab Cianjur. Pertemuan dilakukan setelah DPRD Cianjur memanggil semua pihak untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi antara Pramuka dan LIPI ihwal pengelolaan lahan parkir serta pintu gerbang Kebun Raya Cibodas.

Sebelumnya, ratusan pedagang menyampaikan keluhan terkait rencana penutupan Kebun Raya Cibodas oleh LIPI yang sedianya dilakukan hari ini (Kamis, 1/11). Kepada para wakil rakyat itu para pedagang meminta agar pemkab meminta pihak LIPI membatalkan rencana penutupan tersebut dengan alasan dilakukan secara sepihak. "Kalau Cibodas ditutup, lahan usaha kami bisa mati," ujar Ali Abdurahman, perwakilan pedagang.

LIPI pun sesuai penuturan Prof. Endang Sukara, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, akan meningkatkan hubungan bersama Pemkab Cianjur dengan membahas kemungkinan dilakukannya perjanjian kerja sama secara keseluruhan. "Mengenai masalah lahan parkir dan pintu masuk, kami menyerahkan pada pihak pemkab untuk mencari solusi yang positif demi kebaikan bersama. Sebab, pada dasarnya, kami butuh kerja sama dengan pihak pemerintah setempat," ujar Endang.

Sedangkan DPRD, seperti dikemukakan Ade Barkah, mengusulkan lahan parkir dan pintu masuk yang berada di lokasi bumi perkemahan tetap dioperasikan seperti biasa dengan aturan main yang lebih jelas antara Pemkab dan LIPI. "Untuk bumi perkemahan sebaiknya dipindah karena lokasi sekarang sudah tidak representatif lagi dipergunakan arena perkemahan. Pemkab bisa mencarikan tempat lain yang lebih cocok," kata Ade.

Sekretaris Daerah Kabupaten Cianjur, Maskana Sumitra, mengaku sedang membahas kemungkinan solusi terbaik untuk penyelesaian masalah itu. Maskana yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Sarana dan Prasarana Gerakan Pramuka Kuartir Cabang Cianjur, mengaku tak sependapat jika dilakukan pemindahan lokasi bumi perkemahan karena hal tersebut bukan solusi terbaik untuk memecahkan masalah ini. "Status dan hak guna pakai bumi perkemahan tersebut kan milik Pemkab, sedangkan Pramuka hanya memiliki hak pengelolaan. Jadi, serahkan saja masalah ini pada kami. Kami sedang mencari solusi terbaik yang tidak merugikan salah satu pihak," ujar Maskana.

0 komentar