Meskipun Iduladha masih jauh, penjualan domba-domba sudah marak di beberapa tempat di kota Cianjur. Tercatat ada dua depot penjualan hewan kurban berskala besar sudah mulai berdiri. Di antaranya depot di Jalan Raya Bandung dan Jalan K.H, Abdullah bin Nuh, Cianjur.
Menurut Ujang, setiap tahun di depotnya tersedia tidak kurang dari 250 ekor domba. Domba-domba tersebut dijual dengan harga bervariasi antara Rp 400.000,00 hingga Rp 1,5 juta. "Bergantung pada besar dan bobot serta kualitasnya," kata dia.
Namun, yang paling penting, menurut Ujang, faktor kesehatan hewan menjadi jaminan utama domba-domba tersebut laku dijual. Sebab, ujar dia, calon pembeli selalu melihat dan menanyakan jaminan kesehatan sehingga hewan yang akan disembelih tersebut layak untuk dikonsumsi. "Hal pertama yang menjadi jaminan kita adalah faktor kesehatan. domba-domba di sini sudah melalui proses pemeriksaan dan pengawasaan yang sangat ketat," tutur Ujang.
Selain di depot dadakan, transaksi penjualan hewan kurban di Pasar Hewan Cikaret mulai ramai. Dalam sehari, jumlah transaksi penjualan hewan kurban bisa mencapai 200 ekor hewan. Soleh (50), seorang penjual hewan kurban mengaku, hewan-hewan kurban yang dijualnya, dipastikan bebas dari penyakit. Dalihnya, kata dia, petugas dari Disnakan selalu rutin memeriksa kesehatan setiap hewan kurban.
"Menjelang Iduladha nanti, penjualan memang sudah ramai. Secara keseluruhan, dalam sehari bisa mencapai 200 ekor lebih yang terjual. Kami jamin, hewan-hewan kurban kami bebas dari penyakit antraks yang selama ini dianggap paling menakutkan," tegasnya.
Dia juga menyebutkan, secara rutin, petugas dari Disnakan selalu memeriksa kesehatan setiap hewan-hewan kurban. Selain itu, lanjutnya, hewan-hewan kurban jualannya, selalu dipelihara secara apik.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya, penjualan hewan kurban di Kabupaten Cianjur selalu ramai karena memang hewan-hewan kurban yang kita dijamin aman," tandasnya meyakinkan.
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Disnakan) Kab. Cianjur, Chairul Anwar, memastikan, hewan kurban yang masuk serta berasal dari wilayah Kab. Cianjur, bebas dari penyakit. Hal itu berdasarkan hasil pengawasan pihaknya terhadap proses pendistribusian dan transportasi pemberangkatan hewan-hewan kurban itu.
Pihaknya, kata Chairul, telah mendirikan pos-pos pengawasan transportasi hewan, baik hewan peliharaan maupun hewan kurban. Dia pun menegaskan, hewan kurban dari Kab. Cianjur, tidak tertular penyakit apa pun. "Kabupaten Cianjur bukan merupakan wilayah yang endemis terhadap penyebaran virus penyakit hewan menular, khususnya antraks. Makanya kami jamin bahwa hewan kurban dari sini tidak akan menular terhadap manusia," tegas Chairul.
0 komentar
Posting Komentar