Legislatif menemukan dari hasil pengawasan yang dilakukan banyak kualitas dan spek seperti komputer dan meubeler dari proyek itu tidak memenuhi standar.
"Saya kira tidak hanya kepala sekolah saja yang diperiksa, tapi rekanan pengadaan barang seperti komputer, buku dan meubeler lain juga harus diperiksa," pinta Sekretaris Komisi IV DPRD Cianjur Dudi Aryadikara kepada Radar, kemarin.
Dudi mencontohkan hasil evaluasi ke SDN Parigi dan SDN Rahayu Kecamatan Leles Cianjur selatan. Di dua SD tersebut ditemukan kelengkapan sarana belum layak, misalnya lemari perpustakaan dan meja komputer serta mesin ketik tidak ada.
"Barangnya dari proyek DAK di dua SD itu asal-asalan alias dibawah standar, begitupun perpustakaan buku terlihat numpuk dan semrawut," ujarnya.
Dudi menyayangkan temuan itu tidak ditindaklanjuti oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang dianggap cuci tangan ketika ada masalah di lapangan. Dinas Pendidikan beralasan segala sesuatu diserahkan ke masing-masing sekolah. “Alasan tidak cukup begitu. Tetap selaku atasan dinas harus turut bertanggung jawab," tegas Dudi.
Permasalahan lain yang ditemukan tim monitoring legislatif ialah peredaran buku seri pahlawan nasional dengan sampul bergambar karikatur Ki Hajar Dewantara yang tidak semestinya di sejumlah sekolah yang mendapatkan DAK.
Sebelumnya Kajari Cianjur H JJ Budi Prastio mengakui kejaksaan telah memeriksa 28 kepala sekolah penerima DAK tahun anggaran 2007 terkait realisasi proyek tersebut.
0 komentar
Posting Komentar