Pantauan Radar, unjuk rasa dimulai pukul 09:00 WIB dan puluhan sopir itu sempat memarkir angkotnya di Terminal Rawabango hingga membuat sebagian penumpang di jurusan itu telantar.
Perwakilan sopir Beni Setiawan (42) mengungkapkan, pengemudi angkot Ciranjang menuntut agar dapat melewati bekas Terminal Ramayana. Mereka khawatir penghasilan sedikit jika tidak melinatsi jalur tersebut.
"Dalam proyek Ciranjang disebutkan bahwa angkot sampai Cianjur. Namun, kenapa kami hanya bisa ke Terminal Rawabango," protes sopir.
Saat berdialog antara perwakilan sopir angkot dan petugas Dishubpar sempat terjadi ketegangan. Sopir bersikukuh ke Ramayana sedangkan pihak Dishubpar menginginkan tetap jalur Ciranjang sampai di Rawabango.
Puluhan sopir itu kemudian meminta angkot lain jurusan Jangari, Cikalongkulon, Cipanas serta Bogor juga ke Terminal Rawabango bila Dishubpar tetap menginginkan angkot Ciranjang hanya sampai Terminal Rawabango.
"Kalau angkutan itu semua ke Rawabango, kami pun tidak akan menuntut karena penumpang pasti ke Rawabango. Namun, jika sebaliknya, kami akan menuntut agar angkot harus ke bekas Terminal Ramayana," desak Beni.
Kepala Seksi (Kasi) Angkutan Perkotaan Yus Ruslan yang menemui puluhan sopir mengungkapkan, pada tahun lalu trayek angkutan Ciranjang memang sampai ke Terminal Rawabango yang kemudian dilarang setelah Dishubpar menerima masukan dari berbagai elemen masyarakat.
Dishuppar memberikan kebijakan agar angkot Ciranjang dibolehkan melintasi bekas Terminal Ramayana tapi ada batasan-batasan tertentu. Yus menyebut angkot Ciranjang bisa ke bekas Ramayana mulai pukul 06:00 s/d 07:30 WIB, siang hari pukul 12:00 WIB s/d 13:30 WIB, lalu sore hari pukul 17:00 s/d pagi lagi.
0 komentar
Posting Komentar