Keempat panitiaan tersebut dipanggil sebagai saksi,guna dimintai keterangannya soal makanan penyebab keracunan, Sabtu (15/3) lalu. Kapolsek Campaka AKP Ahmad Yani mengatakan, keempat saksi tersebut, yakni pengasuh ponpes dan istrinya serta dua juru masak yang didatangkan dari Cibadak, Kabupaten Sukabumi.
“Untuk saksi, pengasuh ponpes telah kita mintai keterangan sesaat setelah kejadian. Sedangkan dua saksi dari juru masaknya satu hari setelah kejadian, dan kita dengar keterangannya,” kata Yani saat dihubungi melalui telepon selulernya kemarin.
Berdasarkan keterangan para saksi, kata Yani, nasi bungkus yang disajikan saat pengajian memperingati maulid dibawa dan dimasak dari Kota Sukabumi.Nasi tersebut dimasak pada hari Sabtu (15/3) sekitar pukul 03.00 WIB, bersama dengan laukpauk lainnya. Sekitar pukul 07.00 WIB,nasi dan lauk-pauk yang masih dalam keadaan panas langsung dimasukkan dalam cup tempat nasi.
“Berdasarkan pengakuan saksi,waktu masak nasi dan lauk-pauknya itu masih dalam kondisi panas dan baru sekitar pukul 11.00 WIB, seluruh nasi dan lauk-pauknya selesai dimasukkan ke cup tempat nasi. Sekitar pukul 12.00 WIB,nasi boks tersebut sampai di lokasi pengajian dan sekitar pukul 16.00 WIB, nasi itu dibagikan kepada warga yang hadir di pengajian,” jelasYani.
Dia menambahkan,pihaknya belum melihat adanya unsur kesengajaan dalam peristiwa keracunan nasi bungkus yang menyebabkan ratusan warga muntah-muntah tersebut. Pihaknya pun belum bisa memastikan penyebab warga muntah-muntah yang disertai buang air besar itu.
“Untuk sementara dugaan mereka keracunan makanan nasi bungkus, namun untuk kepastiannya kami menunggu hasil laboratorium,”jelasnya. Seperti diberitakan SINDO kemarin, sekitar 420 warga Kampung Sawah Gadog, Desa Mekar Sari,Kecamatan Campaka,Cianjur, keracunan nasi bungkus seusai menghadiri peringatan maulid yang dihadiri warga dari sembilan kampung mulai pukul 13.00 hingga 16.00 WIB.
Peristiwa yang sempat membuat geger itu berawal selang satu jam seusai warga menyantap nasi bungkus di akhir acara.Tiba-tiba 116 warga mengalami gejala mual dan muntah-muntah di Majelis Ta’lim ponpes tersebut.Melihat kejadian tersebut,pihak penyelenggara langsung menurunkan tim medis dari puskesmas setempat.
Karena tempat di puskesmas terbatas, akhirnya ratusan warga yang terus berdatangan di tampung di bangunan SDN Tanjung Siang.Sebanyak 188 korban terpaksa dirawat inap di sana. Sementara pasien lainnya yang belum mendapatkan tempat dialihkan ke puskesmas terdekat, di antaranya Puskesmas Sukanagara sebanyak 16 orang, Puskesmas Cibeber 18 orang, dan RSUD Cianjur 27 orang.
Hingga saat ini, pihak Dinas Kesehatan dan RSUD Cianjur belum bisa memastikan jenis virus apa yang ada dalam makanan yang mengakibatkan warga keracunan tersebut. Karena masih menunggu hasil penelitian laboratorium yang dilakukan di Bandung. Namun, dr Sony yang menangani pasien di RUSD Cianjur memastikan para korban mengalami dehidrasi akibat muntah-muntah dan mencret.
0 komentar
Posting Komentar