Pada tahun 1968 hutan itu masih hutan belantara kemudian memasuki 1986 hutan dikelola oleh Perhutani. Sebelas tahun berikutnya dari Perhutani pengelolaan diserahkan ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP). Kondisi hutan yang berada di Blok Lebak Saat ketika itu dalam kondisi gundul.
"Warga yang tinggal di daerah ini sangat prihatin karena hutan gundul bahkan sempat kekurangan air bersih. Dari keprihatinan itu kami pun sepakat untuk menanami pohon-pohonan," tutur Ketua Kelompok Tani Hutan Sekarwangi Makbul (55) yang merupakan petani finalis peraih Kalpataru tingkat Provinsi Jawa Barat kepada Radar, kemarin.
Kondisi yang memprihatinkan setiap memasuki Agustus, di Kampung Cirumput kerap kekurangan air bersih. Namun, berkat usaha warga sekitar dan dibantu salah satu perusahaan asal Jepang PT Transplarindo, sekitar tahun 1997 ketersediaan air bersih dapat terpenuhi. Warga setempat juga membuat sumur air bersih di hulu sungai Lebak Saat.
Ketika hutan gundul terjadi erosi pada 42 lokasi hingga memaksa warga harus kembali menanami pohon di sekitar lokasi lahan itu. "Lahan seluas 35 hektar itu sudah mulai kami tanami 15 ribu pohon hasil swadaya warga penggarap," ujar Makbul.
0 komentar
Posting Komentar