Lastri siswi Kelas 3 SMPN 4 Cianjur mengaku was-was dan belum siap menghadapi UN dengan minimal nilai kumulatif cukup besar. "Tahun lalu nilai standar UN 5,25 banyak yang tidak lulus, apalagi saat ini bakal ada kenaikan, wah pasti berat," keluhnya kepada Radar, kemarin.
Pelajar lainnya Irawan, siswa Kelas 3 SMAN 1 Cilaku menyatakan tidak siap jika pemerintah menaikkan standar nilai kelulusan UN. Dia menilai pemerintah tidak melihat realitas. Misalnya, sekolah di Cianjur selatan yang jaraknya cukup jauh dengan Cianjur kota fasilitasnya sangat minim.
Kekhawatiran pelajar ini dianggap tidak dilandasi alasan yang kuat. Sekretaris Dewan Pendidikan Kabupaten Cianjur (DPKC) U Awaludin mengharapkan kenaikan standar nilai kelulusan UN bisa memacu motivasi pelajar untuk terus belajar lebih giat lagi.
Rencana pemerintah menaikkan standar nilai kelulusan UN juga harus dibarengi dengan sistem pembelajaran dan fasilitas yang memadai, khususnya bagi sekolah yang berada di wilayah terpencil. "Guru pun harus diberi materi pembelajaran lebih," harap Awaludin.
Kepala Dinas P dan K Cianjur H Djadjang Sopyan Haris membenarkan tahun ini standar nilai kelulusan UN terjadi kenaikan. Namun, saya belum bisa menyebutkan kenaikan itu," ucap Djadjang.
Sementara itu pemerintah akan menambah mata pelajaran (mapel) yang diujikan. Pada tingkat SMP dari empat mapel yang diujikan ditambah IPA. Tingkat SMA mapel UN jadi enam dengan penambahan berbeda-beda di kelas IPA dan IPS.
0 komentar
Posting Komentar