Informasi yang diperoleh Radar, peristiwa itu bermula saat puluhan warga menghadiri acara tahlilan tujuh hari atas meninggalnya H Mastur di kampung tersebut. Biasanya tahlilan dilaksanakan setiap pukul 15:30 WIB.
Namun, karena hari itu sudah memasuki tujuh hari tahlilan, acara digeser ke Sabtu pagi sekitar pukul 09:00 WIB. Selain tahlilan juga diisi dengan hataman Alquran.
"Usai acara pihak tuan rumah membagikan makanan siap saji yang dikemas dalam dus kepada sekitar 160 orang yang hadir. Setelah itu warga pulang ke rumahnya masing-masing," tutur H Ilham Marham (37) tokoh masyarakat Desa Sukaraharja ketika ditemui di RSUD Cianjur, kemarin.
Selang beberapa jam pada hari kejadian, sekitar pukul 17:30 WIB seorang warga bernama Ajam (27) mengeluh pusing-pusing disertai berak dan muntah-muntah. Dia lalu dibawa ke puskesmas setempat. "Tidak hanya Ajam, beberapa warga juga mengalami gejala yang sama," ujar Ilham.
Saat jumlah warga yang mengalami gejala yang sama makin bertambah, Ilham langsung menghubungi salah seorang anggota dewan untuk meminta bantuan. Korban yang mengalami gejala muntah disertai pusing selanjutnya dilarikan ke RSUD Cianjur.
Fatimah (45) korban keracunan saat ditemui Radar di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Cianjur mengaku menerima nasi tahlilan pemberian keluarga almarhum H Mastur sekitar pukul 12:00 WIB. Nasi itu sengaja ia simpan dulu karena menunggu sang cucu Tari (10) pulang dari sekolah.
"Usai cucu saya pulang sekitar pukul 14:00 WIB, nasi itu disantap bersama. Saat itu tidak terjadi apa-apa, tapi sekitar pukul 17:30 WIB tiba-tiba anak saya mengeluh pusing dan mual, saya pikir karena kecapean pulang sekolah. Namun, kepala saya juga tiba-tiba pusing," aku Fatimah.
Korban lainnya Cucum (38) mengaku nasi hasil tahlilan yang dibawa suaminya, Sanusi (46), ia santap sekitar pukul 14:00 WIB bersama anaknya Abdurohim (10). Selang tiga jam kemudian kepalanya pusing, dan diselingi mual dan muntah.
Puluhan warga yang keracunan itu akhirnya dirujuk ke RSUD Cianjur setelah sebagian sempat dirawat di puskesmas setempat. Delapan orang yang sempat menjalani rawat inap dan sempat diinfus, Minggu (9/3) pagi sekitar pukul 08:00 WIB akhirnya dibolehkan pulang.
Sementara itu dr Marina, dokter IGD RSUD Cianjur yang menangani para korban keracunan membenarkan semua korban dibolehkan pulang setelah menjalani masa observasi dan membaik.
Berita : nanang Rustandi
0 komentar
Posting Komentar